Spirit of Aqsa, Palestina- Tentara teroris Israel (IDF/Israel Defence Force) belum lama ini mengancam akan membanjiri terowongan Hamas dengan menggelontorkan air laut. Terowongan Hamas yang berada di bawah permukaan wilayah Gaza menjadi lorong labirin kematian bagi pasukan zionis Israel yang kini terkenal dengan julukan ‘tentara popok’ (Israel Diapers Force).
“Tentara Israel sebenarnya belum menemukan solusi yang tepat untuk terowongan tersebut. Sebuah jaringan labirin yang berkembang pesat dalam dekade terakhir,’’ ujar Yaacov Amidror, pensiunan mayor jenderal Israel dan mantan penasehat keamanan nasional, yang kini bekerja di Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika (JINSA).
Amidror pun membandingkan jumlah tentara Israel yang tewas pada perang 2014 dan 2023. Pada 2014, sebanyak 66 tentara IDF tewas ketika Israel melancarkan invasi darat terbatas selama tiga pekan. Sebagian besar pasukan Israel saat itu beroperasi tidak lebih dari satu kilometer di dalam Gaza.
Tapi sekarang Israel mencoba masuk lebih jauh ke sarang pejuang Hamas. Hasilnya, sejauh ini 119 tentara Israel terbunuh sejak Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023.
Amidror menyebut sebagian besar pasukan Israel tewas ketika tank dan infanteri menyerbu kota-kota dan kamp-kamp pengungsi. Sekitar seperempatnya adalah awak tank.
Lorong Mematikan
Sementara seorang komandan Israel yang bertempur pada Perang 2014, mengatakan perluasan cakupan perang pada tahun 2023 ini berarti lebih banyak pasukan IDF yang berada di lapangan. Hal tersebut memberi Hamas keuntungan sehingga diperkirakan akan ada lebih banyak korban jiwa di pasukan Israel.
Menurutnya, Gaza merupakan lorong labirin mematikan yang dibuat oleh Hamas untuk menggagalkan serangan pasukan Israel. Ia menggambarkan bagaimana kelompok perlawanan Palestina menggunakan persediaan senjata mereka, pengetahuan tentang medan dan jaringan terowongan yang luas untuk mengubah jalan-jalan di Gaza menjadi jebakan maut bagi tentara penjajah Israel.
Buktinya, jumlah korban tewas tentara Israel di Gaza yang terkepung sudah hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan saat invasi darat pada tahun 2014. Hal ini mencerminkan seberapa jauh efektivitas penggunaan taktik gerilya dan perluasan persenjataan oleh Hamas.
Taktik Gerilya
Sumber Hamas, yang berbicara kepada Reuters dari dalam Gaza tanpa menyebut nama, mengatakan para pejuang bergerak sedekat mungkin untuk melancarkan penyergapan. Mereka memanfaatkan lokasi-lokasi yang tidak diketahui tentara Zionis.
Hamas mengakui kekuatan militer mereka tidak sebanding dengan kekuatan militer Israel. Karena itu, mereka melakukan taktik gerilya dengan sering kali bergerak atau keluar dari terowongan.
‘’Ada kesenjangan besar antara kekuatan kita dan kekuatan mereka. Jadi, kami tidak ingin membodohi diri sendiri,’’ ujarnya.
Hamas telah mengunggah video di saluran Telegramnya bulan ini yang menunjukkan para pejuang dengan kamera tubuh bergerak melintasi gedung-gedung untuk meluncurkan roket yang digendong ke arah kendaraan lapis baja Israel. Dalam beberapa kasus, alat peledak terlihat ditempatkan di bawah tanah sebelum akhirnya diledakkan ketika pasukan Israel melintas.
Unggahan lainnya memperlihatkan sebuah kamera muncul dari sebuah terowongan, seperti periskop, untuk memindai kamp Israel tempat tentara beristirahat. Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, mengeklaim bahwa mereka berhasil membunuh dan melukai banyak tentara Israel dalam berbagai penyergapan dalam lima hari terakhir.
Gudang Senjata
Hamas tidak hanya berkembang dari segi taktik perang gerilya. Terowongan Hamas juga semakin canggih dan kompleks sehingga menjadi lorong labirin yang mematikan bagi tentara Israel.
Selain itu, Hamas juga memiliki gudang senjata yang lebih besar. ‘’Hamas mengambil beberapa langkah besar untuk membangun kekuatannya sejak tahun 2014,’’ kata Eyal Pinko, mantan pejabat senior badan intelijen Israel yang sekarang bekerja di Pusat Studi Strategis Begin-Sadat di Universitas Bar Ilan.
Pinko mengatakan Hamas memiliki beberapa senjata canggih, seperti Kornet yakni rudal anti-tank rancangan Rusia. Hamas pun telah menguasai pembuatan senjata lainnya seperti granat berpeluncur roket RPG-7. Pejuang Hamas kini memiliki cadangan amunisi yang lebih besar.
Alexander Grinberg, mantan perwira intelijen militer Israel di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, mengatakan Hamas mungkin memiliki senjata yang semakin canggih. Tapi, katanya, Hamas tetap akan memakai taktik gerilya dengan memanfaat lorong labirin yang mematikan tentara Israel.