Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Badan Pusat Statistik Palestina mengatakan, 807.000 orang tetap bertahan di wilayah Gaza dan Gaza utara. Sementara, sekira 400.000 orang pindah ke wilayah Jalur Gaza tengah dan Jalur Gaza selatan. Jalur Gaza utara menjadi titik pengeboman paling intensif sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Badan tersebut memperkirakan, jumlah warga yang tinggal di wilayah Gaza dan Gaza utara pada malam 11 November 2023 berjumlah 800.000 orang, mewakili 152.000 keluarga, dari 1,2 juta warga Palestina di wilayah tersebut.
Jumlah tersebut berarti sekitar dua pertiga penduduk di wilayah utara masih tinggal di wilayah utara Jalur Gaza. Sementara, sekitar sepertiga penduduk di wilayah utara, atau sekitar 400 ribu orang, mengungsi ke wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza.
Warga yang bertahan di wilayah Gaza dan Utara terkonsentrasi di wilayah Umm al-Nasr, desa Badui, Beit Lahia, Beit Hanoun, Jabalia dan kamp Jabalia, Beach Camp Kota Gaza, Madinat al-Zahra, al-Mughraqa, dan Juhr al-Dik.
BPS Palestina berupaya menyiapkan perkiraan jumlah warga yang tinggal di wilayah Gaza dan Gaza utara sesuai dengan prinsip-prinsip berdasarkan kumpulan data aktual yang memantau realitas di Jalur Gaza sebelum dan selama agresi di Jalur Gaza. Mereka menggunakan data dari perusahaan telekomunikasi Palestina dan Kementerian Komunikasi.
Pernyataan Biro Pusat Statistik Palestina muncul ketika penjajah Israel memperbarui seruannya kepada penduduk di lingkungan Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara untuk mengungsi ke Gaza bagian selatan. Mereka mengklaim daerah tersebut aman dan menyebut warga dipersilahkan melewati jalan Salahuddin.
Sumber: Al Jazeera, Anadolu Agency