Spirit of Aqsa, Palestina- Selasa (8/11), Amerika Serikat mengumumkan penolakannya terhadap pendudukan baru dan jangka panjang di Jalur Gaza oleh zionis Israel. Pengumuman itu disampaikan setelah PM Benjamin Netanyahu mengaku bertanggungjawab untuk “keamanan komprehensif” di Jalur Gaza berada di tangan Israel setelah berakhirnya perang.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menyatakan, pandangan Amerika adalah Gaza merupakan tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina. Dia menambahkan, Amerika Serikat tidak mendukung pembangunan pemukiman baru bagi warga Palestina di luar Gaza. Artinya, Amerika tidak setuju dengan wacana Israel mengusir paksa warga Gaza untuk keluar dari tanah mereka.
“Hal ini bukanlah sesuatu yang perlu didiskusikan,” kata Petel, dikutip Al Jazeera dari Anadolu, Rabu (8/11).
Pada saat yang sama, Patel menekankan perlunya keamanan bagi Israel dan wilayah tersebut. Dia menambahkan, Gaza tidak dapat menjadi basis untuk melancarkan serangan yang ia gambarkan sebagai “teroris” terhadap Israel.
Koordinator Kebijakan Strategis di Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menekankan, dukungan mereka terhadap Israel tidak serta merta berarti setuju untuk menduduki kembali Gaza.
Kirby mengindikasikan bahwa mereka sedang mendiskusikan masa depan pemerintahan di Gaza jika berhasil menumbangkan Hamas. Mereka tidak ingin Hamas kembali menguasai Gaza seperti sebelum Taufan Al-Aqsa.
Gedung Putih juga mengklaim, Hamas tidak dapat menjadi bagian dari masa depan di Gaza, dan konsultasi sedang dilakukan mengenai bentuk pemerintahan di sana.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan setelah pernyataan Departemen Luar Negeri AS bahwa Israel tidak ingin memerintah Gaza atau memaksakan pemerintahan sipil di Jalur Gaza.
Dia menambahkan, mereka berharap untuk menyerahkan kekuasaan atas Gaza kepada aliansi yang mencakup Amerika, Eropa, negara-negara Islam, atau para pemimpin lokal di Jalur Gaza.
Netanyahu menegaskan, dalam wawancara dengan saluran Amerika ABC News, Israel akan memikul, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, tanggung jawab keamanan keseluruhan di Gaza. menurut Netanyahu, jika Israel tidak mengambil alih keamanan di Gaza, mereka akan menghadapi operasi Hamas dalam skala yang tidak bisa dibayangkan.
Sumber: Al Jazeera, Anadolu