Spirit of Aqsa, Palestina- Saat melancarkan operasi Taufan Al-Aqsa, Al-Qassam memegang teguh komitmen adab perang seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dan intruksi komandan Al-Qassam, Muhammad Adh-Dhaif.
Sejak 7 Oktober lalu, Hamas memegang prinsip-prinsip tersebut. Mereka tidak menarget warga sipil, karena merupakan kelompok yang harus dilindungi meskipun dalam kondisi perang. Warga sipil yang dibawa ke Jalur Gaza pun tak dianggap sebagai tahanan. Al-Qassam menganggap mereka sebagai tamu dan akan dibebaskan saat situasi sudah kondusif.
“Kami masih memastikan bahwa kami siap melepaskan mereka, namun situasi di lapangan dan agresi Zionis yang mengancam nyawa merekalah yang menghambat penyelesaiannya,” kata Al-Qassam melalui situs Hamas, Selasa (7/11).
Dalam laporan Kementerian Kesehatan Israel, terdapat warga sipil yang tewas dalam operasi Taufan Al-Aqsa. Data tersebut dimanfaatkan Israel untuk memojokkan Hamas dan dijadikan pembenaran untuk membombardir Jalur Gaza.
Namun, Saleh Al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, menjelaska, pada 7 Oktober lalu, 1.200 pejuang Al-Qassam memasuki wilayah ‘Israel’. Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Warga sipil yang tinggal di sekitar operasi takut dan panik. Mereka lalu mencari perlindungan.
Dalam situasi itu, Saleh menjabarkan, pejuang Al-Qassam berusaha memberikan perlindungan kepada warga sipil. Ini bisa dilihat dari video-video yang beredar, di mana Al-Qassam tak melukai warga sipil.
Namun petaka itu pun terjadi. Saleh mengonfirmasi, tentara penjajah Israel yang panik dan kalah melakukan serangan secara membabi-buta. Termasuk menarget warga sipil Israel di bawah perlindungan pejuang Al-Qassam. Tentara berdalih, penembakan tanpa arah dilakukan untuk membunuh pejuang Al-Qassam.
“Dalam keadaan kacau di Israel warga sipil Israel tumbang dan lainnya ditangkap, namun tidak di tangan pejuang Al-Qassam,” kata Saleh dalam wawancaranya dengan Al Jazeera.
Saleh menerangkan, dalam situasi kalah, tentara Israel menerapkan Rencana Hannibal, rencana yang memungkinkan tentara Israel menembak tanpa arah bahkan membunuh warga sipil Israel jika berada di bawah perlindungan Al-Qassam.
“Al-Qassam sangat disiplin dan komitmen mereka terhadap hukum perang internasional,” ujar Saleh.
Pengakuan Warga Sipil Israel
Dalam laporan Spirit of Aqsa pada 23 Oktober 2023, seorang warga sipil Israel, Yasmin Porat, menyajikan fakta serupa disampaikan Saleh. Dia menegaskan, warga sipil Israel dibunuh oleh tentara Israel, bukan oleh Hamas. Hal ini disampaikan dalam sebuah wawancara Porat dengan sebuah stasiun radio Israel pada 15 Oktober.
“Mereka menghabisi semua orang, termasuk para sandera. Terjadi baku tembak yang sangat, sangat sengit dan bahkan penembakan dengan menggunakan tank,” katanya dalam wawancara tersebut.
Rekaman wawancaranya dengan program radio Haboker Hazeh (This Morning) di lembaga penyiaran negara Kan beredar di media sosial. Perlu dicatat bahwa wawancara tersebut tidak dimasukkan dalam edisi online program Haboker Hazeh pada tanggal 15 Oktober dan mungkin telah disensor.
Porat menceritakan, dia menyerah kepada tentara Israel setengah jam setelah pertempuran sengit yang melibatkan “puluhan, ratusan, dan ribuan peluru dan mortir beterbangan di udara” dan salah satu pejuang Palestina, seorang komandan, memutuskan untuk menggunakan dirinya sebagai perisai manusia demi melindungi warga sipil Israel.
Sumber: Al Jazeera, Middle East Monitor