Spirit of Aqsa, Palestina- David Hirst, pemimpin redaksi (pimpred) situs British Middle East Eye, mengatakan, propaganda berbayar Israel tidak dapat mengubah keyakinan opini publik Barat mengenai masalah Palestina, namun bergantung pada keterlibatan elit di berbagai bidang.
“Opini publik Barat saat ini mendukung gencatan senjata segera di Jalur Gaza, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan di London, dan persentase pendukungnya adalah 74%,” kata Hirst, dikutip Al Jazeera Net, Kamis (2/11).
Dia merujuk pada demonstrasi yang terjadi di sebagian besar ibu kota Eropa untuk mendukung Gaza dan Palestina. Dia mengatakan, “Kami belum pernah menyaksikan demonstrasi seperti ini sejak 2003 selama Perang Irak.”
“Pesan yang ingin disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Israel kepada opini publik Barat tidak diterima oleh masyarakat, karena visi mereka berbeda terlepas dari apa yang media katakan kepada mereka, dan ini sebenarnya adalah hal yang positif,” ujarnya.
Dia memberikan contoh nyata mengenai perubahan opini publik Barat, dengan pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, yang “menolak menyerukan gencatan senjata, namun ia mengubah posisinya dan menyerukan gencatan senjata karena alasan kemanusiaan” meskipun ada penolakan yang dia umumkan di awal.
“Posisi Starmer telah menyebabkan kekacauan di dalam Partai Buruh, karena sebagian besar suara yang diterima partai tersebut berasal dari umat Islam yang mengirimkan surat kepada pemimpin partai yang berisi pesan, ‘Anda tidak lagi mewakili kami di kota-kota yang sensitif secara politik di seluruh Inggris’,” tutur Hirst.
Hirst menyimpulkan, Israel memfokuskan propagandanya pada kaum elit. Ini yang selalu dilakukan Israel terhadap jurnalis muda dan politisi muda atau calon presiden, “Anda tidak dapat mencapai posisi apa pun di Partai Konservatif Inggris tanpa menjadi teman Israel.”
Propaganda Zionis Israel
Al Jazeera Net sebelumnya menerbitkan laporan tentang Kementerian Luar Negeri Israel menghabiskan lebih dari $13,5 juta untuk propaganda di Eropa saja guna mendukung narasinya tentang perang yang dilancarkan terhadap Gaza.
Sedangkan, narasi Palestina tidak mendapat publisitas apapun guna menunjukkan pembantaian yang dilakukan tentara penjajah Israel terhadap rakyat Palestina kepada opini publik dunia.
Menurut situs transparansi periklanan Google, Kementerian Luar Negeri Israel memilih YouTube untuk menerbitkan sekitar 100 klip propaganda untuk mempromosikan narasi Israel, yang sebagian besar menghubungkan Hamas dengan terorisme, dan menegaskan bahwa perlawanan Palestina sama dengan ISIS, di lebih dari satu kesempatan.
Menurut perkiraan data yang diberikan oleh situs Siarch, volume iklan di platform YouTube saja berjumlah lebih dari $13,5 juta pada 30 Oktober lalu.
Sumber: Al Jazeera