Spirit of Aqsa- Pencarian terus dilakukan oleh warga Palestina terhadap kerabat mereka yang hilang di Suriah, terutama setelah munculnya kabar tentang pembebasan tahanan oleh rezim Bashar Assad yang baru saja tumbang.
Yusuf Al-Awaudah, warga Dura, Hebron Selatan, mengatakan teleponnya tak henti berdering setelah informasi tentang saudaranya, Ibrahim Hussein Awaudah, yang hilang sejak 1983, tersebar di media sosial. “Banyak rumor beredar, tapi kami belum mendapatkan informasi pasti soal Ibrahim,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Ibrahim, yang lahir pada 1960, terakhir kali menghubungi keluarganya pada 1983, saat ia mengatakan akan berangkat dari Prancis ke Suriah. Setelah itu, ia tak pernah terdengar kabarnya lagi. Keluarga telah melapor ke organisasi hak asasi manusia sejak 1985, namun hasilnya nihil.
“Kami tetap memperlakukan Ibrahim seolah-olah masih hidup. Warisannya masih utuh, berharap ia kembali,” kata Yusuf. Ia pun menyerukan kepada rezim baru di Suriah, aktivis HAM, dan siapa pun yang memiliki informasi untuk menghubungi keluarganya atau Kedutaan Besar Palestina di Suriah.
Kasus Serupa
Warga Palestina lain, Wael Awad dari Tulkarem, juga mencari saudaranya, Nauman Awad, yang hilang pada 1982 setelah ditangkap di Daraa, Suriah Selatan. Saat itu, Nauman berencana menuju Lebanon untuk bergabung dengan pejuang Palestina.
“Pada 1998, seorang mantan tahanan memberitahu kami bahwa Nauman berada di Penjara Sednaya,” kata Wael. Namun, upaya keluarganya mencari informasi ke Suriah terhambat oleh penahanan paspor mereka di perbatasan oleh otoritas Suriah.
Lonjakan Permohonan Informasi
Setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad, permintaan bantuan untuk mencari tahanan dan orang hilang melonjak di media sosial. Organisasi seperti Action Group for Palestinians of Syria juga gencar meminta informasi terkait nasib mereka yang ditahan atau hilang.
Sejak 2011, kelompok itu mencatat 4.294 warga Palestina tewas, 3.085 ditahan, dan 333 hilang di Suriah. PBB juga melaporkan ada sekitar 438.000 pengungsi Palestina di Suriah, 90% hidup di bawah garis kemiskinan.
Tumbangnya rezim Assad, yang telah berkuasa selama 54 tahun, disambut dengan euforia. Ribuan warga Suriah memadati Lapangan Umayyad di Damaskus untuk merayakan kemenangan revolusi.
Sumber: Al Jazeera