Sejak tengah malam hingga Senin pagi (28/7), sekitar 25 warga Gaza dilaporkan syahid dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara intensif yang dilakukan pasukan Israel, terutama di Kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

Menurut sumber medis Palestina, jet-jet tempur Israel menargetkan sejumlah rumah di kawasan Al-Mawasi dan Hayy al-Yabani, wilayah barat Khan Younis. Sejumlah korban masih terjebak di bawah reruntuhan, sementara regu penyelamat terus melakukan evakuasi dari puing-puing bangunan yang luluh lantak.

Di wilayah tengah Gaza, serangan udara menghantam rumah di daerah Al-Bassa, Deir al-Balah, dan kamp pengungsi Al-Maghazi. Rumah-rumah warga sipil menjadi sasaran, menyebabkan gugurnya lima orang, termasuk dua perempuan, serta beberapa korban luka.

Tak hanya dari udara, Israel juga melancarkan serangan artileri hebat ke jantung Kota Khan Younis. Pasukan pendudukan dilaporkan menghancurkan sejumlah rumah secara sistematis menggunakan bahan peledak, menjadikan kawasan padat penduduk itu sebagai medan pembantaian terbuka.

Kementerian Kesehatan Gaza pada Ahad(27/7) melaporkan, dalam 24 jam terakhir saja, 88 warga Palestina gugur syahid dan 374 lainnya terluka akibat serangan Israel. Sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober 2023, jumlah korban telah mencapai 59.821 syuhada dan 144.851 korban luka.

Dalam pernyataan terbaru, juru bicara militer Israel menyebut Gaza masih menjadi “medan utama peperangan” dan menyatakan bahwa operasi militer bertajuk “Gerobak Gideon” telah mencapai seluruh targetnya di wilayah tersebut. Pernyataan ini muncul bersamaan dengan rencana kelanjutan eskalasi militer yang kini diajukan ke otoritas politik Israel.

Namun kenyataannya, sejak Oktober lalu, Israel telah menjalankan perang pemusnahan sistematis di Gaza, melalui pembunuhan massal, kelaparan, pengusiran paksa, dan penghancuran total. Serangan biadab ini terus berlangsung meski dunia internasional dan Mahkamah Internasional telah memerintahkan penghentian agresi.

Didukung penuh oleh Amerika Serikat, genosida di Gaza telah merenggut nyawa lebih dari 204.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang, ratusan ribu terusir, dan bencana kelaparan yang telah merenggut banyak nyawa lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here