Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Organisasi Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengonfirmasi, 70% korban pembantaian di Jalur Gaza akibat serangan penjajah Israel selama tiga minggu terakhir adalah anak-anak dan perempuan. Komisaris Jenderal organisasi tersebut, Philippe Lazzarini, memperingatkan, tidak ada tempat yang aman di Gaza karena pemboman besar-besaran Israel di Jalur Gaza.
Dia mengatakan, penjajah Israel secara acak menargetkan gereja-gereja, masjid, rumah sakit, dan fasilitas sipil yang menampung para pengungsi di Gaza, sebagai bagian dari pemboman terus-menerus terhadap Jalur Gaza. Dia menggambarkan serangan udara tersebut sebagai hukuman kolektif terhadap penduduk Jalur Gaza. Warga Palestina di Jalur Gaza menjadi sasaran pengusiran paksa dan hukuman kolektif.
240 Anak Terbunuh atau Terluka Setiap Hari
Sementara itu, Direktur Eksekutif Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Catherine Russell, mengatakan, lebih dari 3.400 anak syahid di Jalur Gaza hingga Senin (30/10) akibat pemboman Israel. Sementara, sedikitnya 6.300 anak terluka. Jumlah korban ini menunjukkan 420 anak terbunuh atau terluka setiap hari di Jalur Gaza.
“Angka-angka ini seharusnya mengejutkan dan mengguncang kita,” katanya. Hal ini juga mengindikasikan, serangan udara Israel di Gaza menyebabkan kehancuran setidaknya 221 sekolah dan lebih dari 177.000 rumah di Jalur Gaza.
63 pegawai UNRWA Gugur
UNRWA mengumumkan, 63 pegawainya gugur di Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Badan PBB tersebut mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan di situs resminya mengenai situasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat, bahwa “10 lagi pegawai UNRWA gugur selama 42 jam terakhir, sehingga jumlah total menjadi 63 pegawai yang terbunuh sejak 7 Oktober. ”
Organisasi tersebut menyerukan diakhirinya penargetan karyawan UNRWA di Gaza. UNRWA terus melayani mereka korban pembantaian di Jalur Gaza, meskipun terdapat risiko serius yang mengancam kehidupan mereka. Penjajah Israel melancarkan pemboman kekerasan di Jalur Gaza selama 25 hari berturut-turut, yang menyebabkan kematian 8.525 penduduk Jalur Gaza dan melukai 22.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sumber: Palinfo