Spirit of Aqsa, Palestina- Mike Martin, pakar perang di King’s College di London, mengatakan, terowongan-terowongan Hamas menciptakan keseimbangan antara militer Israel dan pejuang Hamas. Itu karena terowongan tersebut menetralisir keunggulan senjata, taktis, teknologi dan organisasi Israel.
“Juga menetralisir bahaya ketidakmampuan untuk membedakan antara sasaran militer dan sipil yang memerlukan pemeriksaan sesuai dengan hukum internasional. Oleh karena itu, tentara Israel menghadapi masalah dalam segala hal yang berkaitan dengan operasi militer di wilayah sipil, yang dapat digambarkan sebagai pertempuran tiga dimensi,” kata Mike.
Mike menjelaskan apa yang dia maksud dengan “pertempuran tiga dimensi”. Dia megatakan, pertempuran tiga dimensi berarti tentara Israel akan dikepung dari bawah dan atas. Akan ada penembak jitu dari gedung, di sisi lain tentara Israel akan digempur dari bawah tanah.
“Akan ada kelompok yang menembak dari atas menara tempat tinggal, dan juga akan ada yang menembak dari bawah tanah,” kata Mike, dikutip Al Jazeera, Kamis (26/10).
Mike percaya, serangan udara zionis Israel justru kian mengungtungkan Hamas jika invasi darat terjadi. Bangunan roboh akan berubah barikade yang digunakan oleh pejuang perlawanan untuk menyerang tentara Israel.
Dia mengatakan, pertempuran di kota adalah bentuk pertempuran tersulit yang dapat dihadapi oleh tentara mana pun.
Tujuan Awal Terowongan Hamas
Al Jazeera mencatat, terowongan di Gaza awalnya disiapkan untuk menyelundupkan barang dari Mesir ke Jalur Gaza yang terkepung. Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pengawasan udara Israel melalui drone serta peralatan mata-mata elektronik canggih, Hamas mulai memperluas jaringan terowongan.
Namun, tentara Israel baru menyadari bahaya dan komplikasinya setelah operasi militer yang diluncurkan di Gaza pada 2014. Sejak saat itu, Israel mulai membangun penghalang perbatasan bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza untuk mencegah infiltrasi melalui terowongan ke kota-kota Israel.
“Para ahli mengatakan sulit untuk menemukan terowongan karena dibangun di bawah bangunan yang berbeda, namun ada cara berbeda untuk mendiagnosisnya, seperti menggunakan radar dan teknologi modern.” Tulis Al Jazeera.