Spirit of Aqsa, Palestina- Kesaksian para tahanan perempuan yang dibebaskan oleh Brigade Al-Qassam merupakan kemenangan bagi narasi para pejuang. Kesaksian itu juga menjadi kekalahan besar bagi narasi palsu penjajah Israel.

Jurnalis Israel, Ran Boker kesal karena video pengakuan nenek Yahudi yang sempat ditahan di Jalur Gaza, Yochbad Lifshitz (85 tahun). Video itu berasal dari konferensi pers dan disiarkan secara langsung.

“Kebebasan pers merupakan hal yang penting dan kritis dalam situasi apa pun, terutama saat ini. Namun, pejabat diplomasi publik Israel harus mengeluarkan arahan tegas yang melarang media secara langsung semacam ini di masa depan,”

“Hak masyarakat untuk mengetahui itu penting, namun tidak menjadi penting ketika keamanan nasional dipertaruhkan. Di saat-saat seperti ini, masyarakat cukup dengan pesan yang telah direkam dan diawasi.” Demikian pernyataan Ran Boker, dikutip dari Cordova Media, Kamis (26/10).

Kemenangan cerdas bagi Hamas

Lifshitz menegaskan, anggota pejuang Gaza “memperlakukan dia dan para tahanan dengan ramah, memberinya perawatan kesehatan dan obat-obatan, dan makan makanan yang sama dengan mereka.”

Pakar internasional dalam geopolitik dan krisis global, Anat Marom, mengatakan kepada Hebrew Channel 12, “Meskipun ada perang psikologis, luasnya persepsi, dan kekuatan yang melewati Lifshitz, dan meskipun ada simpati padanya, gambaran di mana dia muncul mewakili kemenangan bagi Hamas.”

Marum menambahkan, “Mengerikan untuk mengatakan hal ini, pada kenyataannya mengerikan, tapi dia sangat cerdas dan terampil… dan kata-katanya akan mendukung Hamas di seluruh dunia.”

Jenderal Cadangan Nachman Shai, dalam sebuah wawancara di Saluran Ibrani 13, menggambarkan apa yang terjadi sebagai “korup” dan mengatakan bahwa itu adalah “bukti bahwa tidak ada arah, tidak ada sistem, tidak ada orang yang mengatur segala sesuatunya, dan tidak ada pemerintahan. ”

Adapun mantan pemimpin Mossad Jill Shoresh, dia mengungkapkan kekecewaannya dengan mengatakan bahwa “pidato yang diberikan oleh wanita yang dibebaskan seharusnya hanya disampaikan kepada intelijen, karena ada kata-kata yang hanya bisa diucapkan kepada intelijen dan keluarga korban penculikan. Padahal hal itu tidak boleh diungkapkan kepada publik.”

Shoresh menjelaskan, “Mesin propaganda dan perang psikologis akan bekerja berdasarkan pernyataan-pernyataan ini, dan oleh karena itu Israel harus bersiap menghadapi media dengan pergi ke markas para tahanan dan bertindak secara bertanggung jawab.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here