Indonesia resmi memastikan partisipasinya dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla dengan mengerahkan lima kapal. Masing-masing diberi nama pahlawan nasional yakni Soekarno, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, Pati Unus, dan Malahayati.
Penamaan ini dimaksudkan sebagai simbol semangat nasionalisme dan solidaritas Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, khususnya Gaza, yang masih berada dalam blokade Israel.
Dalam konferensi pers di Tunis pada Kamis pagi, penyelenggara menyampaikan bahwa keberangkatan flotilla yang semula dijadwalkan hari ini mengalami penundaan akibat kendala teknis di pihak Spanyol.
Dengan demikian, keberangkatan resmi dijadwalkan ulang pada Ahad, 7 September 2025, insya Allah. Meski demikian, panitia memastikan seluruh persiapan di Tunis tetap berjalan lancar.
Penyelenggara flotilla juga mengajukan permohonan kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) agar mengeluarkan surat resmi kepada para duta besar Indonesia di negara-negara sekitar Laut Mediterania.
Langkah ini dinilai penting untuk memastikan perwakilan RI dapat memantau langsung jalannya misi flotilla sekaligus siap memberikan bantuan bila terjadi insiden yang melibatkan warga negara Indonesia.
Selain dukungan diplomatik, panitia menekankan pentingnya peran masyarakat Indonesia dalam menyuarakan solidaritas. Kampanye publik disebut memiliki kekuatan moral dan politik yang mampu memperkuat posisi misi kemanusiaan ini di mata dunia.
“Solidaritas publik Indonesia akan menjadi energi besar yang mendorong keberhasilan aksi kemanusiaan Global Sumud Flotilla,” ujar perwakilan Indonesia Global Peace Convoy dalam konferensi pers.
Misi Global Sumud Flotilla sendiri digadang sebagai upaya internasional paling besar dalam menembus blokade Gaza, melibatkan puluhan kapal dari berbagai negara dengan membawa relawan dan bantuan kemanusiaan.