Spirit of Aqsa, Palestina- Jumlah ‘tahanan senior’ Palestina di penjara-penjara Israel meningkat menjadi 452, menurut sebuah laporan dari Palestina. Itu setelah tiga warga Palestina korban penangkapan penjajah Israel melewati 21 tahun masa tahanan oleh Israel.

Dalam laporan yang diterbitkan Pusat Penelitian Tahanan Palestina pada Ahad, 17 September 2023, disebutkan bahwa Othman Abu Kharj yang berusia 51 tahun dari Jenin dan Majdi Zaatari (44) serta Abdallah Sharabti (43) dari Al-Quds telah melewati 21 tahun kurungan penjara Israel pekan lalu.

Direktur pusat penelitian tersebut, Riyadh Al-Ashqar, mengatakan kepada media Palestina bahwa 22 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel telah ditahan sejak sebelum penandatanganan Perjanjian Oslo 30 tahun lalu. Menurut perjanjian tersebut, seperti dikutip dari The New Arab, Senin, 18 September 2023, Israel seharusnya berkomitmen untuk membebaskan para tahanan.

Isu tahanan telah menjadi pusat eskalasi Israel dalam beberapa bulan terakhir, di tengah konfrontasi yang terus-menerus antara pemerintah Israel dan tahanan Palestina.

Kamis pekan kemarin, para tahanan Palestina menghentikan aksi mogok makan yang diumumkan akan dimulai pada 14 September untuk memprotes keputusan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir yang berencana memangkas jadwal kunjungan keluarga, kata Klub Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada The New Arab.

Agustus lalu, Itamar Ben-Gvir juga membuat perubahan undang-undang yang mengakhiri kemungkinan pembebasan dini bagi para tahanan administratif Palestina dari sejumlah penjara. Keputusan ini bertujuan mengubah kondisi lebih dari 4.500 tahanan Palestina di Israel.

Menurut putusan Mahkamah Agung Israel di tahun 2017, setiap tahanan harus memiliki ruang hidup minimal 4,5 meter persegi, termasuk kamar mandi dan toilet. Sepanjang sejarah, ratusan tahanan administratif Palestina akan dibebaskan setiap tahun untuk mengurangi kepadatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here