Spirit of Aqsa, Palestina- Para ulama dan tokoh Palestina menekankan pentingnya ribath di Masjid Al-Aqsa untuk menggagalkan rencana ekstremis Yahudi menistakan Al-Aqsa secara besar-besaran.

Setidaknya ada tiga agenda besar kelompok radikal Yahudi dalam waktu dekat ini. Pertama, jatuh pada Sabtu (16/09), tahun baru Ibrani Yahudi yang disebut “Rosh Hashanah” (5784) jatuh pada hari Sabtu 16 September 2023 dan hari kedua mereka akan menistakan Al-Aqsha dengan pelanggaran melakukan ritual terompet Yahudi di dalam Masjid Al-Aqsha..

Perayaan Tahun Baru dimulai saat matahari terbenam dan berlangsung selama dua hari penuh. Pada saat itu instansi pemerintah dan swasta, angkutan umum, dan toko-toko tutup. Perayaan ini berlangsung selama Sepuluh hari mulai dari “Rosh Hashanah” sampai “Yom Kippur” atau hari Pertobatan.”

Kedua, jatuh pada Ahad (17/09). Kelompok radikal Yahudi akan melakukan serangan besar-besaran ke dalam Masjid Al-Aqsa dan meniup terompet di dalamnya pada tahun baru ini. Pada tahun lalu terompet tersebut ditiup secara diam-diam sementara jumlah imigran Yahudi selama dua hari itu mencapai 742 orang.

Ketiga, Senin (18/9). Kelompok radikal Yahudi akan melakukan penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa untuk memperingati puasa Gedaliah yang dianggap sebagai hari ketiga “Rosh Hashanah” dan “hari pertobatan”.

Selama penyerbuan, mereka akan mengenakan pakaian “taubat” atau “pendeta” dan melakukan ritual di dalam Al-Aqsa sebagai bentuk duka atas terbunuhnya seorang ayah Yahudi bernama “Gedaliah ben Ahikam” pada awal abad keenam SM yang kematiannya melambangkan berakhirnya kehadiran kaum Yahudi di tanah Palestina menurut kepercayaan mereka.

Perwakilan Fathi Qarawi mengajak masyarakat Palestina untuk memperdalam rasa memiliki terhadap Masjid Al-Aqsa. Dia menegaskan, ribat di Masjid Al-Aqsa merupakan ujian bagi umat Islam untuk menjaga Masjid Al-Aqsa dari penistaan kelompok radikal Yahudi.

Qarawi menekankan, umat Islam di seluruh dunia perlu menyatukan barisan dalam menjaga Masjid Al-Aqsa dari penistaan ekstremis Yahudi. Perjuangan bisa dilakukan melalui media sosial dengan menyebarkan konten-konten seputar Masjid Al-Aqsa.

Sementara itu, peneliti dan analis politik Farhan Alqam menegaskan, seruan kelompok radikal yahudi untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa selama hari perayaan merupakan rencana jahat yang harus dilawan.

“Seruan ini (ribath) bukan untuk piknik, atau sekadar menyerbu atau melakukan ritual tertentu, melainkan menargetkan kesucian masyarakat dan bangsa kita. Masjid Al-Aqsa mempunyai status ideologis, yang melaluinya masjid ini memiliki simbolisme besar tidak hanya bagi warga Palestina, namun juga bagi seluruh umat Islam, dan dengan simbolisme ini menyatukan seluruh umat Islam dalam kecintaan mereka terhadap Palestina dan dukungan terhadap perjuangan Palestina,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here