Senator Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders menolak pernyataan Presiden Donald Trump tentang masa depan Gaza, menekankan bahwa daerah kantung yang dilanda perang itu harus dibangun kembali untuk warga Palestina, bukan untuk investor kaya.
“Lebih dari 47.000 warga Palestina tewas. 111.000 lainnya terluka,” tulis Sanders di X.
“Tanggapan Trump? Mengusir paksa warga Palestina untuk menjadikan Gaza ‘sebuah pengembangan real estat untuk masa depan. Sebidang tanah yang indah.’ Tidak. Gaza harus dibangun kembali untuk rakyat Palestina, bukan turis miliarder,” tegas Sanders, seperti dikutip Anadolu, Selasa 11 Februari 2025.
Komentarnya muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan Senin bahwa warga Palestina yang meninggalkan Jalur Gaza yang terkepung di bawah rencana kepemilikannya yang banyak dikritik atas daerah kantung pantai itu tidak akan diizinkan untuk kembali.
“Kami akan membangun komunitas yang aman sedikit jauh dari tempat mereka berada, tempat semua bahaya ini berada. Sementara itu, saya akan memiliki ini. Anggap saja ini sebagai pengembangan real estat untuk masa depan, ini akan menjadi sebidang tanah yang indah,” kata Trump saat diwawancarai Fox News, menegaskan kembali usulannya untuk “mengambil alih” Gaza.
Ketika ditanya langsung oleh pewawancara apakah warga Palestina “akan memiliki hak untuk kembali,” Trump berkata dengan tegas, “Tidak, mereka tidak akan melakukannya, karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik.”
Rencana kontroversial Trump
Trump meluncurkan usulannya di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung yang telah menghentikan perang Israel di Gaza setelah 15 bulan.
Rencananya untuk mengambil alih kepemilikan Gaza telah ditolak mentah-mentah di panggung dunia, tetapi Trump bersikeras bahwa ia akan mewujudkannya, berulang kali mengklaim bahwa ia dapat memaksa Mesir dan Yordania untuk menampung pengungsi Palestina — klaim yang telah mereka tolak secara terbuka, seperti halnya Palestina.
Rencana Trump memiliki kemiripan yang kuat dengan rencana yang diajukan secara terbuka oleh menantu laki-lakinya, Jared Kushner, pada Maret 2024, ketika mantan penasihat presiden tersebut memuji properti Mediterania yang “sangat berharga” di wilayah Palestina tersebut.
“Properti tepi laut Gaza bisa sangat berharga jika orang-orang fokus membangun mata pencaharian,” kata Kushner dalam sebuah wawancara di Universitas Harvard.
“Ini adalah situasi yang sedikit tidak menguntungkan di sana, tetapi menurut saya dari sudut pandang Israel, saya akan melakukan yang terbaik untuk memindahkan orang-orang keluar dan kemudian membersihkannya,” ucap Kushner.