Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa 300 ribu pengungsi Palestina telah kembali ke Gaza Utara sejak Senin pagi, setelah diizinkan melintasi wilayah tersebut sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
Kantor tersebut menjelaskan bahwa para pengungsi tersebut kembali dari wilayah selatan dan tengah menuju Gaza dan Gaza Utara melalui Jalan Al-Rashid (bagian barat) dan Salahuddin (bagian timur), setelah 15 bulan terpisah dari tanah mereka.
Pada Ahad malam, tentara pendudukan Israel mengumumkan izin bagi warga Palestina untuk kembali dengan berjalan kaki ke Gaza Utara melalui Jalur Netzarim (bagian tengah) dan Jalan Al-Rashid. Sementara itu, perjalanan dengan kendaraan ke Gaza Utara akan diizinkan setelah pemeriksaan melalui Jalan Salahuddin.
Setelah menunda-nunda, tentara Israel akhirnya pada Senin pagi menghapus penghalang yang dipasang di Jalur Netzarim di bagian tengah Gaza, yang sejak Oktober 2023 telah memisahkan Gaza Utara dari wilayah lainnya.
Pemandangan kembalinya pengungsi Palestina ke Gaza Utara memicu kemarahan di Israel. Media Israel, Channel 12, menyebut peristiwa itu sebagai “perayaan pengungsi Palestina atas penghinaan terhadap Israel.”
Pada 19 Januari lalu, perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku. Pada tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari, akan ada negosiasi untuk memulai tahap kedua dan ketiga, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Sumber: Anadolu Agency