Spirit of Aqsa, Palestina- Warga Tepi Barat harus menghadapi tekanan dan teror tiap saat dari gerombolan tentara Israel dan ekstremis Yahudi. Mereka mengetahui risiko kematian yang akan dihadapi. Namun, hal tersebut tak membuat mereka diam saat menyaksikan saudaranya di Gaza dibantai.
Kamis (2/11), tercatat tiga warga Tepi Barat syahid saat melakukan perlawanan, dua di antaranya adalah anak. Mereka syahid setelah ditembak mati penjajah Israel di daerah Ramallah, Qalqiya, dan Nablus.
Kementerian Kesehatan mengumumkan, jumlah syuhada akibat agresi penjajah Israel di Ramallah, Al-Bireh dan Qalqiliya menjadi tiga orang, enam luka-luka, empat di antaranya kritis.
Di Ramallah, Kementerian Kesehatan melaporkan, seorang warga menjadi syahid dan tiga lainnya terluka akibat peluru penjajah Israel selama penyerbuan kota Al-Bireh.
Di Qalqilya, pemuda Qusay Qaraan syahid, dan yang lainnya terluka oleh peluru pasukan penjajah Israel saat menyerbu Qalqilya, di Tepi Barat.
“Qusay Mazyoun Qaraan (19 tahun), seorang penyandang disabilitas, syahid setelah terkena tembakan langsung dari pasukan penjajah Israel,” demikian laporan kemenkes Palestina. Meski penyandang disabilitas, tapi dia tak diam saat saudaranya dibantai di Gaza.
“Dua warga lainnya, termasuk seorang anak, terluka oleh peluru pasukan penjajah Israel Israel saat menyerbu kota Qalqilya,” lanjut laporan itu.
Kemudian, seorang anak (15 tahun) terluka oleh peluru tajam di bagian paha, saat pasukan penjajah Israel menyerbu kawasan Hay Nazzal. Sementara, seorang warga terluka di bagian leher. Saat ini sedang dirawat karena mengalami kondisi kritis.
Di Nablus, anak Hamdan Omar Hamdan (14 tahun) syahid terkena peluru pasukan penjajah Israel.
Menurut Maata Center, jumlah syuhada di Tepi Barat dan Al-Quds meningkat menjadi 340 syuhada sejak 7 Oktober 2023.
Sumber: Palinfo