Spirit of Aqsa- Kantor Urusan Tawanan, Korban Luka, dan Syuhada di Gaza menerbitkan laporan terbaru yang mengungkapkan total jumlah korban luka akibat genosida Israel selama sekitar 16 bulan terakhir telah mencapai 111.688 orang.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa 26.500 di antaranya membutuhkan perawatan medis di luar Gaza, sementara rumah sakit di wilayah tersebut hancur dan Israel terus menghalangi masuknya pasokan medis.
Data juga menunjukkan bahwa hingga saat ini, 5.163 korban luka dan pasien berhasil meninggalkan Gaza untuk menjalani perawatan di berbagai negara, dengan Mesir menerima jumlah terbesar, yakni 2.458 kasus, disusul Qatar dengan 970 korban luka, serta Uni Emirat Arab, Oman, dan Turki yang juga menampung sejumlah pasien dalam jumlah berbeda.
Angka-angka ini mencerminkan besarnya bencana kesehatan yang terjadi di Gaza, di mana para korban luka menghadapi kondisi yang sangat tragis, sementara Israel terus menghambat akses pengobatan dan menghalangi masuknya bantuan medis.
Selama lebih dari dua minggu terakhir, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus menunda dan menghalangi dimulainya negosiasi tahap kedua dari perjanjian yang telah dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan dukungan Amerika Serikat.
Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza yang menyebabkan lebih dari 160 ribu warga Palestina gugur dan terluka, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14 ribu orang dinyatakan hilang.