Spirit of Aqsa, Palestina- Media Israel menyiarkan video warga Israel mengusir Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel, Miki Zohar, dari aksi unjuk rasa yang mereka adakan. Aksi tersebut merupakan lanjutan demonstrasi menuntut PM Netanyahu segera melakukan pertukaran Tahanan.
Pertukaran tahanan merupakan syarat yang diajukan Hamas kepada otoritas teroris Israel. Hamas meminta semua warga Palestina di penjara Israel dibebaskan. Imbalannya, semua tawanan di Jalur Gaza akan dibebaskan juga.
Para demonstran menggemabarkan Israel telah mengalami kekalahan ketujug dan mendesak PM Netanyahu menyepakati syarat dari Hamas.
Dalam video yang beredar, Miki mencoba berbicara ke sejumlah peserta aksi. Namun, para demonstran justru menerikkan slogan-sloga marah “Pergi dari sini” dan “Skandal yang memalukan”.
Salah satu warga yang ikut menghadang Miki lalu memarahinya, “Saya punya 7 anggota keluarga yang ditahan, dan mereka semua harus kembali sekarang. Jangan minta kami bersabar dan santai. Yang gagal pada 7 Oktober adalah Netanyahu, dan mereka yang duduk di kursi empuk mereka.”
Warga lain mengatakan, “Dapatkah Anda mengkonfirmasi kepada saya bahwa dua mayat yang ditemukan tidak terbunuh oleh peluru dari pasukan kami? Tentara harus memberi tahu kami.”
Miki menjawab, “Saya tidak dapat memastikannya.” Warga itu menimpali dengan marah, ” Jadi Anda tidak dapat memastikan!”
Kesabaran Warga Israel Sudah Habis
Hadas Chaldron, salah satu warga Israel mengaku kesabarannya sudah marah dan berada di puncak kemarahan.
“Apa yang terjadi? Apakah kita harus menerima standar baru yang mengharuskan beberapa jenazah dikembalikan kepada kita setiap beberapa hari sekali? Saya marah. Saya marah. Saya ingin tahu. Siapa yang akan memilih sambil mengorbankan anak-anak kita?
Chaldron melanjutkan, “Ketika Anda berbicara tentang pembunuhan anggota Hamas, dan Anda mengatakan kami melenyapkan mereka, atau Anda berbicara tentang meratakan terowongan, kita tidak boleh lupa bahwa anak-anak kita ada di sana, dan mereka bisa terluka.”
“Apa yang terjadi? di sini? Dimana standar kemanusiaan kita?”
Sumber: Al Jazeera