Spirit of Aqsa, Palestina- Aed Salha, seorang tukang jahit menemukan cara untuk terus bekerja dengan mesin jahitnya di tengah krisis listrik dan bahan bakar akibat blokade yang diterapkan oleh teroris Israel.
Aed Salha, yang berasal dari kota Rafah di selatan Jalur Gaza, menghadapi kendala selama empat hari pertama serangan sebelum akhirnya menemukan solusi. Dia menggunakan tenaga kinetik melalui sepeda angin untuk mengoperasikan mesin jahitnya.
Selama krisis ini, anak-anak Saaleha bergantian memutar roda sepeda yang terhubung ke sabuk elastis di tuas mesin jahit. Gerakan ini memberikan daya putar dan memungkinkan mesin tetap beroperasi. Hal itu menjadi satu-satunya sumber penghasilan bagi Aed Salha yang telah menjalankan profesi ini selama 13 tahun.
Upaya tukang jahit ini mencerminkan berbagai alternatif yang digunakan oleh penduduk Gaza untuk mengatasi kondisi sulit akibat perang dan blokade yang telah melekat dalam kehidupan mereka.
Kota Rafah, tempat kelahiran Aed Salha, menyaksikan gelombang pengungsian yang luas. Estimasi resmi menunjukkan, lebih dari 700 ribu pengungsi dari kota Khan Yunis yang berdekatan, Kota Gaza, dan wilayah utara Gaza mencari perlindungan di kota ini yang berbatasan dengan Mesir, mencari keamanan di tengah ancaman kematian dan kehancuran.