Sekelompok influencer, seniman, penulis, dan intelektual Indonesia menyerukan tekanan diplomatik internasional untuk mengakhiri blokade Israel atas Jalur Gaza dan memastikan bantuan kemanusiaan masuk tanpa hambatan. Seruan ini disampaikan di tengah krisis kelaparan yang kian memburuk, akibat blokade dan perang yang disebut sebagai genosida oleh Israel selama hampir dua tahun terakhir.

Dalam pernyataannya, kelompok tersebut mendesak negara-negara tetangga (terutama Mesir) untuk membuka jalur bantuan secara bebas, termasuk pasokan pangan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan vital lainnya. Mereka juga meminta pemerintah-pemerintah di kawasan dan dunia agar secara terbuka mengecam penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan bentuk hukuman kolektif terhadap warga sipil, serta mengangkat isu ini di semua forum bilateral maupun multilateral.

Kelompok ini menyerukan pembentukan kampanye internasional terkoordinasi untuk menuntut pertanggungjawaban Israel sebagai kekuatan pendudukan, melalui PBB, Organisasi Maritim Internasional, dan lembaga hukum maupun diplomatik terkait. Pemerintah Indonesia juga diminta menekan Amerika Serikat dan negara-negara pemasok senjata ke Israel agar segera menghentikan dukungan militer mereka.

Selain itu, pernyataan ini mendorong Kementerian Luar Negeri RI untuk meningkatkan retorikanya di panggung internasional, menuntut penghentian genosida, dan menyerukan gencatan senjata tanpa syarat. Pemerintah juga diminta bergabung dengan Grup Den Haag yang berupaya mengadili Israel, serta menunjukkan komitmen jelas untuk mengakhiri impunitas atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kelompok ini mengajak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengambil langkah tegas: memutuskan seluruh hubungan diplomatik dengan Israel, menutup kedutaan, mengusir duta besarnya, menghentikan semua bentuk normalisasi, dan mengisolasi rezim apartheid tersebut sebagai langkah awal penting untuk menghentikan kejahatannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here