Spirit of Aqsa, Palestina- Fotografer Palestina, Muhammad Al-Shaer, membagikan sebuah momen hiburan di tengah-tengah para penyintas di Khan Yunis, Gaza. Para penyintas setempat berinisiatif membuat turnamen sepakbola untuk anak-anak dan remaja.

Menarikanya, pertandingan tersebut lengkap dengan seragam sepakbola sebagaimana turnamen resmi. Dalam satu momen, dua klub berhadapan masing-masing mengenakan jersey klub Al-Nassr dan Al-Ittihad, klub bola asal Arab Saudi.

Rekaman yang diunggah di akun Instagram sang fotografer memperlihatkan anak-anak bermain di halaman sekolah, di tengah sorak sorai dan tepuk tangan dari banyak keluarga penyintas di sekolah tersebut.

“Pertandingan sepak bola dari dalam sekolah yang menampung para pengungsi di kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan. Kami masih berusaha untuk hidup meskipun semua penderitaan terjadi,” demikian keterangan unggahan Muhammad Al-Shaer, dikutip Senin (13/11).

Adegan lain diterbitkan oleh fotografer Mohamed Salama. Seorang komentator pertandingan berbicara melalui pengeras suara, tentang suasana hiburan bagi keluarga pengungsi.

“Di sini, di Jalur Gaza dan di salah satu pusat penampungan yang menampung para pengungsi dari mana saja. Di masa-masa ini kita menderita dan di saat-saat ini kita terkena dampak pemboman dan agresi. Di sini kita terus berada dalam atmosfer hiburan ini, meski menderita dan meski banyak rudal, sepak bola adalah bentuk hiburan yang kita jalani di sini sekarang,” demikian komentator tersebut.

Dalam adegan lain, Bulan Sabit Merah Palestina mencoba membantu anak-anak pengungsi di Rumah Sakit Al-Quds di lingkungan Tal Al-Hawa. Asosiasi tersebut menerbitkan, melalui akunnya di platform X video klip yang memperlihatkan anak-anak berkumpul di sekitar layar televisi kecil.

“Meskipun listrik padam dan kurangnya kebutuhan dasar hidup, kru asosiasi berusaha untuk meringankan penderitaan anak-anak pengungsi di rumah sakit, dengan tujuan untuk membuat mereka tersenyum meskipun ada masalah, adegan kesakitan dan ketakutan yang mereka alami, sebagai akibat dari pemboman Israel yang terus berlanjut di sekitar Rumah Sakit Al-Quds,” demikian keterangan Bulan Sabit Merah.

Klip video lain, yang disebarkan di platform media sosial, menunjukkan sekelompok anak-anak di Jalur Gaza berkumpul di sekitar seorang jurnalis yang melakukan siaran langsung, sambil meneriakkan, “Kami adalah orang-orang yang tabah.”

Sementara salah satu aktivis memposting klip video di halamannya di platform “X”, yang menunjukkan sekelompok anak-anak pengungsi bermain skating di pasir di tengah lubang yang ditinggalkan oleh pemboman Israel di sekolah mereka saat fajar hari ini.

Beberapa hari yang lalu, seorang anak Palestina muncul dalam sebuah klip video sambil menggendong kucing, berjalan bersama dan menceritakan kisahnya, “Dia takut perang sama seperti kita. Beberapa hari yang lalu, dia menghilang. Kami mencarinya dan menemukannya bersembunyi di balik lemari es. Kadang-kadang kami menemukannya di bawah sofa (tempat yang disiapkan untuk duduk). Ada tempat-tempat yang tidak kita ketahui, tetapi kucing mengungkapkannya kepada kita setelah perang.”

Reuters menerbitkan kisah tentang 3 kucing – bernama Sesame, Brownie, dan Lisa – yang memberikan momen kegembiraan yang langka kepada anak-anak di kota tenda sementara di Jalur Gaza selatan.

Kucing-kucing itu milik keluarga Harb, yang meninggalkan rumah mereka di sebuah menara perumahan yang terletak di daerah Al-Zahraa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here