Spirit of Aqsa, Palestina-  UNICEF, sayap PBB melaporkan tentang tentara Israel yang melucuti pakaian perempuan dan anak perempuan Palestina di Jalur Gaza. Tentara Israel melakukan pelecehan seksual yakni pemerkosaan hingga eksekusi mati, demikian laporan Aljazeera, Selasa (20/2). Selain itu, PBB memperingatkan tentang adanya ‘ledakan’ jumlah kematian anak-anak di Jalur Gaza.

“Perempuan dan anak perempuan Palestina di Gaza telah dipukuli, ditangkap, dihina, diperkosa, atau dieksekusi oleh petugas Israel. Perempuan dan anak perempuan bukanlah sasaran,” demikian UNICEF, dikutip Aljazeera.

Aljazeera juga melaporkan tentang pelapor PBB yang menyatakan keprihatinan besar terkait laporan pemerkosaan dan ancaman penyerangan seksual oleh pasukan Israel selama penahanan sewenang-wenang terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina.

Hal ini disampaikan dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh pelapor PBB, yang menggambarkan laporan pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan dan anak perempuan di Palestina, yang menjadi sasaran pengepungan dan serangan intensif Israel.

Ancaman Ledakan Kematian Anak-anak

Kekurangan pangan yang mengkhawatirkan, meningkatnya kekurangan gizi dan merajalelanya penyebaran penyakit dapat memicu ledakan kematian anak-anak di Gaza, PBB memperingatkan pada Senin (19/2).

Memasuki minggu ke-20 perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, sejumlah badan PBB memperingatkan bahwa makanan dan air bersih telah menjadi “sangat langka” di wilayah Palestina. Mereka menambahkan bahwa hampir semua anak kecil mengidap penyakit menular.

“Jalur Gaza siap menyaksikan ledakan kematian anak-anak yang sebenarnya bisa dicegah, yang akan menambah tingkat kematian anak-anak di Gaza yang sudah sangat tinggi,” kata Ted Chaiban, wakil kepala aksi kemanusiaan UNICEF, lembaga PBB yang mengurusi masalah terkait anak-anak.

Setidaknya 90% balita di Gaza mengidap satu atau lebih penyakit menular, menurut penilaian bersama sejumlah badan PBB untuk anak-anak, makanan dan kesehatan.

Tujuh puluh persen anak menderita diare dalam dua minggu sebelum penilaian. Itu merupakan peningkatan 23 kali lipat dibandingkan basis data yang terkumpul pada 2022.

“Kelaparan dan penyakit adalah kombinasi yang mematikan,” kata direktur kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan dalam pernyataan.

“Anak-anak yang lapar, lemah, dan mengalami trauma berat lebih mudah terserang penyakit, dan anak-anak yang sakit, terutama diare, tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik.” Ujarnya. “Ini berbahaya dan tragis dan terjadi di depan mata kita.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here