Tentara Israel kembali melancarkan rentetan serangan udara dan artileri ke berbagai wilayah Gaza, menewaskan puluhan warga sipil. Laporan medis menyebutkan, 64 orang syahid sejak fajar hingga malam, termasuk 13 warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan.
Di Khan Younis, tiga pengungsi gugur setelah drone Israel membombardir tenda mereka. Serangan serupa juga menghantam tenda-tenda di Sheikh Radwan, Gaza Utara, menyebabkan lebih banyak korban luka.
Salah satu titik serangan paling berdarah terjadi di sebuah pasar rakyat di Gaza Timur. Sedikitnya lima orang terbunuh, termasuk dua perempuan, sementara sejumlah korban lainnya dalam kondisi kritis. Di kawasan lain, tujuh orang gugur akibat serangan di Safatawi, tujuh lainnya syahid dalam pemboman rumah keluarga Dahshan di Sabra, Gaza Selatan. Di Deir al-Balah, sebuah helikopter Israel menargetkan gudang yang menampung pengungsi; seorang ibu dan bayinya ikut terbunuh.
Taktik Baru: Robot Peledak dan Penghancuran Sistematis
Selain serangan udara, Israel kini menggunakan robot peledak untuk meratakan blok-blok perumahan di Jabalia dan Zaitun. Strategi ini menjadi bagian dari operasi militer yang telah berlangsung dua pekan, bertujuan menduduki Gaza City dengan pola penghancuran dan pengusiran massal. Wilayah Shujaiya, Zaitun, dan Sabra di selatan serta kamp Jabalia di utara menjadi sasaran utama, memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka.
Laporan PBB: Kelaparan Resmi Mengancam Gaza
Di balik hujan bom, ancaman kelaparan semakin nyata. PBB mengonfirmasi pada Jumat lalu bahwa famine telah meluas di Gaza, kini berdampak pada lebih dari 500 ribu orang, dengan proyeksi segera merambah ke Deir al-Balah dan Khan Younis.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, dalam 24 jam terakhir, tiga orang meninggal akibat kelaparan, menambah total korban tewas akibat kekurangan pangan menjadi 303 jiwa—117 di antaranya anak-anak. Kondisi ini diperparah dengan menipisnya stok darah di rumah sakit, di tengah melonjaknya kasus malnutrisi dan penyakit menular di pusat-pusat pengungsian.
“Lebih dari 1,2 juta orang kini menghadapi penderitaan akut,” kata Dr. Mohammad Abu Afash, Direktur Medis Gaza Relief, dalam wawancara dengan Al Jazeera. “Setiap hari, angka korban kelaparan dan pasien dengan malnutrisi parah terus meningkat.”
Gaza di Tengah Genosida yang Terus Berlanjut
Sejak Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh Amerika Serikat melancarkan perang yang semakin banyak dipandang sebagai bentuk genosida: pembunuhan massal, penghancuran infrastruktur sipil, pengusiran paksa, dan pemblokadean bantuan. Meski Mahkamah Internasional telah mengeluarkan perintah penghentian, agresi ini tetap berlanjut.
Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza mencatat: 62.819 warga Palestina gugur dan 158.629 terluka sejak awal serangan. Angka yang, menurut banyak pakar, tidak sekadar statistik, melainkan potret penderitaan manusia yang berlangsung di depan mata dunia.