Organisasi Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas menyatakan, sistem layanan kesehatan di Tepi Barat yang diduduki Israel berada dalam kondisi “darurat permanen” sejak Oktober 2023.

MSF menjelaskan bahwa meningkatnya kekerasan yang ditandai dengan serangan militer Israel berkepanjangan dan pembatasan ketat terhadap pergerakan telah sangat menghambat akses terhadap layanan dasar, terutama perawatan medis. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kehidupan yang sudah sulit bagi banyak warga Palestina.

Menurut laporan tersebut, sejak 7 Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 694 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Tepi Barat, dengan rumah sakit dan pusat layanan medis sering kali berada di bawah kepungan militer Israel.

Laporan itu juga menyoroti serangan serta penghalangan akses layanan kesehatan dalam konteks yang oleh Mahkamah Internasional (ICJ) disebut sebagai “sistem apartheid”. MSF mengungkapkan adanya pola intervensi sistematis oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal yang menghambat penanganan darurat medis.

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, pasukan Israel dan pemukim ilegal telah membunuh sedikitnya 884 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk sejumlah pejuang bersenjata.

Sistem Kesehatan yang Kian Terpuruk

MSF menilai bahwa larangan terhadap akses layanan medis bagi warga Palestina merupakan bagian dari “sistem hukuman kolektif yang diterapkan Israel dengan dalih operasi militer terhadap pejuang Palestina.”

Organisasi ini menambahkan bahwa sistem kesehatan Palestina di Tepi Barat yang sudah lemah kini semakin rapuh akibat krisis anggaran yang memburuk sejak Oktober 2023.

MSF juga mengungkapkan bahwa setengah dari obat-obatan esensial telah habis di berbagai fasilitas medis, sementara tenaga kesehatan tidak menerima gaji selama setahun terakhir. Akibatnya, sebagian besar klinik dan rumah sakit beroperasi dalam kapasitas yang sangat terbatas.

Laporan itu juga mencatat bahwa akses terhadap layanan kesehatan semakin terhambat oleh puluhan pos pemeriksaan dan blokade jalan yang memperlambat pergerakan ambulans. Situasi ini diperburuk oleh meningkatnya serangan militer Israel yang menggunakan taktik represif.

MSF menambahkan bahwa serangan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan terus berulang, di mana rumah sakit sering kali dikepung oleh pasukan militer, bahkan dalam beberapa kasus pasukan Israel menduduki bangunan medis, yang semakin membahayakan pasien dan tenaga kesehatan.

Selain itu, MSF juga menyoroti bahwa serangan oleh pemukim ilegal Israel turut memperburuk kondisi yang sudah kritis.

Desakan MSF kepada Israel

MSF mendesak Israel untuk menghentikan “penggunaan kekuatan yang tidak proporsional” di Tepi Barat, termasuk terhadap fasilitas medis dan tenaga kesehatan.

Organisasi ini juga menyerukan investigasi independen terhadap serangan-serangan sebelumnya terhadap fasilitas kesehatan, serta meminta Israel untuk mempermudah distribusi bantuan medis bagi warga Palestina yang membutuhkan.

MSF juga mendukung keberlanjutan kerja Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang semakin dibatasi oleh Israel.

Sumber: Al Jazeera, AFP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here