Indonesiainside.id- Militer Israel kembali melakukan serangan mematikan di Jalur Gaza. Di antaranya menebom sebuah sekolah yang dialihfungsikan sebagai tempat berlindung bagi para pengungsi.
Mengutip laporan langsung Aljazeera dan media resmi Palestina (Wafa), sekitar 29 orang syahid pada Ahad (5/5/2024) waktu setempat karena serangan udara di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Di Kota Rafah, Jalur Gaza selata, setidaknya enam orang syahid, termasuk tiga anak-anak, akibat serangan militer Israel ke sebuah rumah di Kamp Pengungsi Palestina. Puluhan korban luka. Para korban dilarikan ke rumah sakit, sementara tim medis dan penyelamat berjuang keras mencari korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Pesawat tempur Israel juga melancarkan serangan udara di Kota Gaza timur, Jalur Gaza utara, menghancurkan dua rumah secara total. Serangan ini menyebabkan korban di antara warga yang sedang berada di sekitar lokasi. Sementara itu, pasukan Israel juga meningkatkan tembakan artileri mereka di daerah-daerah timur kota.
Tidak hanya itu, sekolah yang menjadi tempat pengungsian juga menjadi target serangan Israel di Gaza. Serangan ini mengakibatkan banyak korban syahid dan luka-luka di antara pengungsi yang berada di dalamnya. Situasi ini menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan ribuan pengungsi.
Sejak dimulainya pembantaian di jalur Gaza, puluhan ribu warga Palestina terpaksa mencari tempat tinggal baru di sekolah-sekolah dan pusat-pusat pengungsian akibat rumah mereka yang hancur oleh serangan bom.
Di pusat Gaza, satu orang dilaporkan syahid dan banyak lainnya luka-luka karena serangan Israel di daerah Al Masdar dekat jalan Salahuddin.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dalam 24 jam terakhir, tentara pendudukan Israel telah membunuh 29 orang dan melukai 110 lainnya. Dari awal konflik hingga saat ini, korban jiwa mencapai 34.683 jiwa dan korban luka-luka mencapai 78.018 jiwa.
Tim pemadam kebakaran menemukan lima jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan akibat serangan bom Israel di Gaza. Mereka berupaya keras untuk mencari korban lainnya, namun kesulitan karena alat-alat mereka juga rusak.
Pejabat Palestina menyatakan, masih banyak korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan dan di jalan-jalan. Sementara, tim penyelamat dan ambulans kesulitan untuk mencapai para korban. Wafa melaporkan, sekitar 10.000 orang masih belum ditemukan akibat pembantaian yang terus berlanjut.
Menteri Pertahanan Israel mengancam akan melancarkan operasi militer yang lebih agresif dalam waktu dekat, sambil memantau tentara Israel di dekat Gaza melalui siaran televisi.
Rafah menjadi sasaran serangan Israel yang semakin intensif, menargetkan warga sipil dan rumah-rumah yang menjadi tempat tinggal pengungsi. Meskipun telah ada peringatan dari negara-negara lain mengenai dampak buruknya, terutama dengan keberadaan sekitar 1,4 juta pengungsi di sana.