Spirit of Aqsa, Palestina- Nilai tukar syikal Israel mencatat rangkaian penurunan terparah dan terlama dalam 39 tahun terhadap dolar AS. Mata uang Israel tersebut mengalami penurunan sesi ke-12 berturut-turut di akhir sesi Senin (23/10).
Analisis yang dilakukan oleh Kantor Berita Internasional Bloomberg mengindikasikan penurunan syikal dapat berlanjut untuk jangka waktu yang lebih lama. Itu karena tidak adanya solusi terhadap perang Israel di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu Agency.
Mata uang dan obligasi Israel terus mengalami penurunan bahkan setelah Bank Israel mempertahankan suku bunga tidak berubah. Itu karena investor khawatir akan kemungkinan meningkatnya perang dan semakin memukul perekonomian.
Pada sesi Selasa pagi, nilai tukar dolar AS mencapai 4,07 shekel, level terendah mata uang Israel sejak Desember 2014. Nilai tukar dolar adalah 3,84 shekel, menjelang pecahnya operasi Taufan Al-Aqsa.
Obligasi dolar 10 tahun turun untuk hari ke-8 berturut-turut di Israel, sementara credit default swaps naik ke level tertinggi pada 2018; Indeks saham acuan TA-35 turun ke level terendah sejak Juli 2021.