“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Isra: 44)

Oleh: Ustadz Dr. Umar Makka, Lc

Tasbih termasuk amalan yang sangat mudah, tapi sarat pahala. Sebagai bagian dari zikir, tasbih bisa dilakukan kapan pun dan di manapun; tidak mesti di masjid dan tidak harus dalam keadaan suci. Tasbih bisa dilafalkan dalam perjalanan pergi atau pulang kerja, di kantor, rumah, pasar, tempat olahraga, dan lain sebagainya.

Tasbih adalah amalan para nabi dan orang-orang beriman. Bahkan, seluruh alam semesta, yang di langit, bumi, dan di antara keduanya, sejatinya mereka semua bertasbih kepada Allah tanpa henti

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Isra: 44)

Semua mahluk bertasbih memuji Allah Ta’ala. Langit dan bumi bertasbih kepada-Nya. Demikian pula mahluk yang berada di antara keduanya.

Lalu, apa yang membuat manusia enggan bertasbih memuji kepada-Nya? Kenapa menyombongkan diri sehingga tidak menyucikan dan bertasbih memuji Allah Ta’ala. Di dalam Al-Qur’an ada tujuh surah yang diawali dengan tasbih. Ada yang diawali dengan fi’il madhi (kata kerja lampau) yakni Sabbahalillah. Ada yang diawali dengan fi’il mudhari (kata kerja sekarang) yakni yusabbihu dan tusabbihu. Ada pula dalam bentuk mashdar yakni dalam surah al-Isra ayat 1.

Selain sarat dengan kebaikan dan pahala, tasbih juga memiliki banyak keutamaan lainnya. Rasulullah bersabda, “Apakah salah seorang tidak sanggup untuk mengusahakan seribu kebaikan setiap hari?”

Maka Sahabat bertanya kepada beliau: “Bagaimana hal itu dapat diusahakan ya Rasulullah?”

Beliau lalu berkata, “Yaitu bertasbih kepada Allah 100 kali, dengan tasbih tersebut dicatat 1.000 kebaikan untuknya dan dihapuskan dari padanya 100 keburukan (dosa)” (HR.Muslim).

Tasbih menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak. Kalimat tasbih sangat disukai oleh Allah, dan kelak akan menjadi pemberat timbangan amal. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah tetapi sangat memberatkan timbangan (amal) dan sangat disukai Allah adalah Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil adziim (Artinya “Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung”. (HR.Bukhari)

orang yang bertasbih ditanamkan baginya kurma di surga. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang mengucapkan Subhanallah Wabihamdihi, maka baginya disiapkan tanaman pohon kurma di surga” (HR Ibnu Hibban).Bukan hanya itu, tasbih yang kita panjatkan kepada Allah akan meringankan beban hidup.

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ

Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),” (QS. al-Hijr: 97-98).

Tasbih menyelamatkan dari keburukan. Inilah yang dialami oleh Nabi Yunus AS seperti diceritakan dalam Al-Qur’an. Nabi Yunus yang ditelan ikan besar diselamatkan oleh Allah berkat tasbih yang beliau ucapkan. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kiamat (QS ash-Shaffat: 143-144)

Kita tidak mengetahui cara mahluk-mahluk Allah bertasbih. Namun kita yakin bahwa langit dan bumi beserta isinya bertasbih memuji kepada-Nya. Semoga Allah memampukan kita menjadi hamba yang senantiasa memperbanyak tasbih memuji Allah Ta’ala.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here