Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Gencata senjata resmi diberlakukan di Jalur Gaza pada Jumat pagi (24/11) waktu setempat. Lembaga kemanusiaan internasional berharap gencatan senjata tersebut Bisa dimanfaatkan untuk mengintensifkan pengiriman bantuan.

Berikut gambaran umum situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, dikutip laporan Reuters dan Al Jazeera: 

1. Rumah Sakit

Tidak ada rumah sakit di Jalur Gaza utara yang beroperasi secara normal, karena intensitas pengeboman dan kekurangan bahan bakar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, delapan dari 11 fasilitas di selatan masih beroperasi. Hanya satu diantaranya tersedia untuk melakukan operasi.

WHO telah meminta bantuan untuk mengevakuasi tiga rumah sakit di utara, dan rencana sedang dilakukan sehubungan dengan hal ini.

Badan amal Oxfam mengatakan, jumlah kelahiran prematur telah meningkat sekitar sepertiga selama sebulan terakhir di Jalur Gaza. Banyak Wanita hamil menderita peningkatan stres berat dan trauma psikologis.

2. Pengiriman bantuan

Perlintasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir telah dibuka dan bantuan terbatas diperbolehkan masuk sejak 21 Oktober lalu. Sedangkan, perlintasan selebihnya dengan Jalur Gaza tetap ditutup.

Mesir mengatakan, 130.000 liter bahan bakar dan empat truk gas akan memasuki Jalur Gaza setiap hari dengan dimulainya gencatan senjata, serta 200 truk bantuan.

3. Air

Pengiriman bahan bakar dalam beberapa hari terakhir telah memungkinkan beberapa sumur air dan stasiun pompa di Jalur Gaza selatan untuk beroperasi kembali.

Namun, UNRWA mengatakan, ada kekhawatiran kekeringan parah di bagian utara Jalur Gaza. Itu karena pabrik desalinasi maupun saluran air dari Israel tidak beroperasi.

Dia menambahkan, instalasi pengolahan air limbah tidak beroperasi pada kapasitas penuh karena kerusakan dan kekurangan bahan bakar.

4. Bahan bakar

Setelah mendapat tekanan dari pejuang Palestina dan dunia internasional, teroris Israel terpaksa memperbolehkan bahan bakar harian dalam jumlah terbatas memasuki Jalur Gaza dari Mesir.

UNRWA mendistribusikan bahan bakar untuk mendukung distribusi makanan dan mengoperasikan generator rumah sakit, pabrik air dan sanitasi, tempat penampungan dan layanan penting lainnya.

5. Pengungsi 

Ada sekitar 1,7 juta dari 2,2 juta penduduk Jalur Gaza yang meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi. Kebanyakan warga sipil berkumpul di Jalur Gaza Selatan, daerah yang diklaim aman oleh militer teroris Israel.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan, hampir satu juta warga sipil Gaza berlindung di gedung-gedung yang dikelola sayap PBB, UNRWA. Jumlah pusat pengungsian setidaknya 156 titik.

UNRWA menggambarkan tempat pengungsian sangat padat, lebih dari empat kali lipat kapasitasnya. Itu terjadi setelah puluhan ribu warga sipil berangkat ke Jalur Gaza Selatan. 

Mayoritas pengungsi tidur di tempat terbuka karena tempat sudah tidak mencukupi. Beberapa keluarga mendirikan tenda di luar tempat pengungsian di Khan Yunis. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here