Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsha, Syekh Ikrimah Shabri, mengeluarkan peringatan keras atas meningkatnya serangan brutal yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dan para pemukim ekstremis Yahudi terhadap Masjid Al-Aqsha. Serangan ini disebutnya terjadi bertepatan dengan apa yang oleh Israel disebut sebagai “Hari Penyatuan Al-Quds”.

Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Syekh Shabri menegaskan bahwa “kelompok sayap kanan ekstrem kini menguasai penuh pemerintahan Israel, dan mereka secara buas menyerbu Masjid Al-Aqsha demi memaksakan realitas baru melalui kekerasan.”

Ia menggambarkan aksi tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsha. Para pemukim, menurutnya, berupaya menunjukkan seolah-olah mereka telah menguasai masjid melalui ritual-ritual provokatif mereka. Namun, ia menekankan bahwa “tidak akan ada keuntungan yang diperoleh Israel dari tindakan ini, kecuali meningkatnya ketegangan dan kekacauan.”

Syekh Shabri juga mengkritik keras tindakan otoritas pendudukan yang terus memberi ruang bagi para pemukim untuk melakukan aksi-aksi penodaan, sementara di saat yang sama, mereka justru memberlakukan blokade ketat di kota Al-Quds dan membatasi akses umat Muslim untuk masuk ke dalam masjid.

Ia mengungkapkan kekecewaan mendalam atas minimnya reaksi dunia Islam terhadap agresi yang terus menimpa Al-Aqsha dan Al-Quds, seraya menegaskan bahwa pelanggaran terhadap kesucian masjid ini sudah tidak bisa lagi disembunyikan dari publik.

“Masjid Al-Aqsha adalah wakaf Islam murni, dan serangan-serangan ini tidak akan mengubah hakikatnya. Apa pun risikonya, warga Al-Quds tidak akan mundur dalam membela masjid suci ini,” tegasnya.

Hari Senin ini, lebih dari 1.000 pemukim Yahudi, termasuk Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, menerobos masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha dengan kawalan ketat pasukan Israel. Aksi ini dilakukan untuk memperingati apa yang mereka sebut sebagai “Hari Penyatuan Al-Quds”—yakni peringatan pendudukan Al-Quds Timur oleh Israel dalam Perang Juni 1967, yang dalam sejarah Arab dikenal sebagai “An-Naksah” (Kekalahan).

Sumber Al Jazeera juga melaporkan bahwa pasukan Israel menyerang para penjaga Masjid Al-Aqsha dan memaksa mereka keluar dari area masjid. Sekitar 200 personel pasukan bersenjata dikerahkan ke dalam kompleks Al-Aqsha untuk mengamankan aksi para pemukim ekstremis tersebut.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here