Spirit of Aqsa, Palestina- Menteri Zionis Israel, Idit Silman, mendapat perlakuan tak enak lantaran dianggap tidak mampu melawan Al-Qassam, sehingga membuat wilayah ‘Israel’ hancur. Idit Silman diusir dari rumah sakit oleh warganya sendiri.
Mengutip telegraph, imigran ilegal Yahudi terdengar berteriak “keluar dari sini” seiring dengan meningkatnya kemarahan publik terhadap jajaran ‘pemerintah zionis Israel’. Dua menteri Israel diusir dari sebuah rumah sakit oleh orang-orang yang marah atas penanganan terhadap konflik dengan Palestina.
Idit Silman, seorang menteri lingkungan hidup, meninggalkan Rumah Sakit Assaf Harofeh di Tzrifin, Israel tengah, setelah dihadang oleh para pengunjung dan staf. Rekaman menunjukkan Silman, seorang anggota Partai Likud Netanyahu, dicaci maki oleh seorang pengunjung rumah sakit, yang berteriak, “Anda telah menghancurkan negara ini! Keluar dari sini!”
Seorang pekerja rumah sakit yang mengenakan pakaian hijau juga terekam dalam video yang bertanya kepada sang menteri, “Bagaimana Anda tidak malu untuk memulai perang lagi?”
Dalam rekaman terpisah yang diambil di Sheba Medical Center di Tel Aviv, Nir Barkat, menteri ekonomi, ditantang oleh seorang imigran ilegal Yahudi.
Pengunjung rumah sakit bertanya kepada Barkat, “Tidak bisakah Anda melihat apa yang terjadi pada kami?”
Jajaran otoritas Israel dan badan intelijen Israel dikritik karena tidak mengantisipasi dan menggagalkan serangan tersebut. Intelijen Mesir dilaporkan telah memberikan peringatan kepada Israel minggu lalu bahwa Hamas sedang merencanakan serangan.
Video-video tersebut diambil sebelum pidato Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, pada Rabu, dimana ia mengumumkan pembentukan “kabinet perang”. Netanyahu akan bertugas di kabinet bersama Benny Gantz, pemimpin partai oposisi, Yoav Gallant, menteri pertahanan Israel, dan dua anggota “pengamat” lainnya.
Gantz mengatakan bahwa ambisi kabinet perang adalah untuk “menghapus benda yang disebut Hamas ini dari muka bumi”. Sementara itu, Gallant mengatakan perlunya “pengepungan total terhadap Gaza”.