Spirit of Aqsa, Amerika- Sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada komunitas internasional yang diterbitkan di Majalah Sastra Online N+1 menyatakan penolakan terhadap wacana pengkritik Israel disebut sebagai anti-semit. Surat yang ditandatangani ribuan seniman dan penulis Yahudi itu menegaskan, anti-Israel bukan berarti anti-Semitisme.
Dalam surat itu dijelaskan, konsep anti-Semitisme sejauh ini telah digunakan “untuk melindungi Israel dari akuntabilitas, untuk menyembunyikan realitas pendudukan, dan untuk menyangkal kedaulatan Palestina.”
“Konsep yang sama juga digunakan saat ini untuk membenarkan pengeboman Israel di Gaza, dan untuk membungkam kritik di komunitas internasional,” tulis para seniman dan penulis Yahudi dalam surat terbuka tersbut, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (6/12).
Para penulis Yahudi mengaku sangat sedih dengan penggunaan “perang melawan anti-Semitisme” oleh Israel sebagai alasan untuk melakukan kejahatan perang dengan tujuan genosida. Mereka menggambarkan ideologi zionis sebagai “mengeksploitasi penderitaan orang-orang Yahudi untuk melemahkan hak-hak rakyat Palestina. Anti-Israelisme tidak berarti anti-Semitisme.”
Dalam surat itu pula, para penulis Yahudi mengatakan, “Kami membela martabat dan kedaulatan rakyat Palestina, melalui pelajaran yang kami peroleh dari sejarah pahit kami dalam menghadapi anti-Semitisme.”
Mereka juga menegaskan penolakan mereka terhadap trade-off antara “kebebasan orang Palestina dan keamanan orang Yahudi.”
Di akhir surat itu, mereka menolak eksploitasi sejarah Yahudi sebagai legitimasi pengeboman di Jalur Gaza. “Identitas kami bukanlah senjata yang dapat digunakan negara untuk memaksakan otoritas mereka. Kami menentang eksploitasi atas penderitaan kami.”