Seorang warga Palestina syahid dalam sebuah operasi militer Israel di wilayah timur Kota Nablus, Tepi Barat, Senin malam. Sumber medis menyebut kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel menahan jenazahnya setelah mengepung rumah tempat ia bertahan.

Militer Israel mengklaim telah menewaskan seorang pria yang mereka tuduh sebagai pelaku tabrak lari yang terjadi sekitar satu setengah tahun lalu dan menewaskan dua prajurit Israel. Sejak insiden itu, pria tersebut disebut “menghilang” sebelum akhirnya ditembak mati oleh pasukan Israel pada malam penggerebekan.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera di lapangan, pasukan Israel terus memperluas operasi militernya di Nablus sepanjang malam. Militer juga mengerahkan tambahan personel untuk mengamankan masuknya ratusan pemukim Yahudi menuju makam Nabi Yusuf, di area timur kota yang selama ini menjadi titik ketegangan.

Beberapa jam sebelumnya, militer Israel telah mengumumkan bahwa baku tembak terjadi antara pasukannya dan seorang warga Palestina di kawasan timur Nablus. Channel 12 melaporkan bahwa konfrontasi itu berakhir dengan tewasnya pria tersebut setelah “rudal ditembakkan ke bangunan tempat ia bersembunyi.”

Harian Israel Hayom menambahkan bahwa pasukan Israel menggunakan rudal antitank untuk menghancurkan bangunan itu. Media tersebut mengklaim bahwa pria yang diburu itu sebelumnya pernah menyerahkan diri kepada aparat keamanan Palestina usai dugaan serangan tabrak lari, namun Israel menuduh Otoritas Palestina menolak menyerahkannya.

Pada Sabtu sebelumnya, pasukan Israel juga menggelar serangkaian penggerebekan di Nablus, termasuk di kawasan kota tua. Warga melaporkan suara tembakan intens sepanjang operasi pencarian dan penangkapan.

Serangan serupa terjadi di wilayah Ras al-Ain dan di Huwara di selatan kota, dengan tentara Israel melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah di tengah penyebaran pasukan secara besar-besaran.

Gelombang operasi ini berlangsung di tengah meningkatnya intensitas serangan militer Israel di berbagai kota Tepi Barat, bersamaan dengan serangan harian kelompok pemukim yang beroperasi di bawah perlindungan militer. Aksi-aksi ini meningkat tajam sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Sumber: Al Jazeera, Anadolu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here