Spirit of Aqsa, Palestina – Wanita Palestina, Anhar Al-Deek, memasuki bulan kesembilan kehamilan di dalam penjara Israel. Dari dalam penjara, ia mengirim pesan dalam secarik kertas meminta bantuan untuk dibebaskan. Mengingat, kondisi sulit di dalam penjara, dan sangat tidak kondusif bagi calon ibu.
Dalam surat itu, Anhar meminta setiap orang yang bebas menekan Israel untuk memberikan kebebasan. Ia tak ingin anaknya lahir di dalam penjara. Ia menyebut anak yang akan lahir itu sama sekali tidak berdosa. Namun harus menanggung kekejaman Palestina
Hal paling menyediahkan adalah, Anhar harus melahirkan tidak normal, atau caesar. Tentu, operasi akan dilakukan oleh pihak penjara. Sementara, selama ini sipir penjara Israel dikenal tak ramah bagi tahanan wanita Palestina.
“Apa yang harus saya lakukan jika anak saya lahir jauh dari kalian, dan saya menangis saat melahirkan. Anda tahu apa itu operasi Caesar?” tulis Anhar di dalam surat tersebut, dikutip dari Qudsnews, Sabtu (28/8/2021).
Dia lalu mengungkapkan penderitaan di dalam penjara. Setiap saat dilalui dengan kondisi lemah. Anhar mengaku sangat lelah. Rasa sakit di punggung dan tidak bisa tidur nyenyak. Ia tak bisa membayangkan jika harus melahirkan di dalam penjara.
“Saya tidak bisa membayangkan harus tidur di penjara setelah operasi, dan bagaimana saya mengambil langkah pertama setelah operasi, sementara sipir penjara memegang tangan saya dengan jijik,” ucap Anhar.
Dalam surat itu, Anhar dan putranya tak ingin ditempatkan dalam ruangan isolasi. Ia tidak bisa membayangkan kondisi anaknya saat lahir nanti. Belum lagi wabah corona yang terus mengintai. Pikirannya sesak, tak bisa membayangkan kondisi saat kelak sang anak lahir.
Anhar mengaku tak akan sanggup melihat anaknya ketakutan, menangis, dan harus memulai kehidupan dari dalam penjara. Ia tak ingin anaknya melemah dan menderita. Di sisi lain, Anhar harus menahan rindu terhadap anak pertamanya, Julia.
“Aku merindukan Julia dengan cara yang tidak wajar, hatiku terbuai, dan aku hanya bisa memeluknya di dalam rasa sakit di hatiku. Rasa sakit hatiku tidak bisa ditulis menjadi kalimat,” kata Anhar.
Penjajah Israel menahan sejumlah ibu Palestina dan melarang mereka bertemu dengan anak-anak mereka. Ratusan wanita Palestina telah ditangkap sejak awal pendudukan, dan beberapa dari mereka menghabiskan bertahun-tahun di penjara. (langit7.id)