Spirit of Aqsa, Palestina – Spirit of Aqsa mengutus delegasi mengikuti Konferensi Ilmiah Internasional untuk Pemuda ke-3 di Maltape, Istanbul, Turki. Acara tersebut digelar selama 8 hari mulai 28 Agustus-2 September 2021.
Pertemuan yang diadakan Lembaga Persatuan Ulama Palestina Diaspora itu diikuti 30 negara. Di antaranya delegasi dari Palestina, Suriah, Mesir, Yaman, Afghanistan, Jordan, Lebanon, Aljazair, Turki, Malaysia, Indonesia, dan negara bagian Afrika.
Ketua panitia Konferensi Internasional, Dr. Nawwaf Attakruri, mengatakan, acara itu bertujuan memberikan pemahaman yang benar dan menyeluruh terkait ilmu, pengetahuan, dan agama kepada generasi muda.
Selain itu, konferensi tersebut diselenggarakan untuk memperkuat dan menyatukan potensi setiap peserta dalam urusan umat, terkhusus masalah Masjid Al-Aqsha. Para peserta bakal diberi pemahaman tentang masalah yang sebenarnya terjadi di Palestina.
Pembicara dalam acara ini berasal dari ulama-ulama internasional, baik dari Persatuan Ulama Internasional, ulama Sudan, Turki, hingga ulama dan tokoh pemimpin di Palestina. Mereka mengajak peserta memahami permasalahan umat Islam masa kini lalu memetakan solusi terbaik, terkhusus masalah Masjid Al-Aqsha yang kini diduduki Israel
Dr. Nawwaf Attakruri mengatakan, kegiatan ini bukan hanya acara ilmiah, namun peserta diharapkan mampu mengimplementasikan hasil konferensi tersebut saat pulang ke negara masing-masing. Selama acara, peserta diajak memperkuat ruhiyah dengan memperbanyak ibadah seperti tahajud, zikir, tazkiyatunnafs, dan lain sebagainya.
“Kalian para da’i, penuntut ilmu, dan pejuang Islam yang datang dari berbagai negara untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah, memperdalam ilmu agama, dan menyatukan potensi”. Dr Nawwaf saat menyambut para peserta, Sabtu (28/8/2021).
Ketua delegasi Spirit of Aqsa, As’ad Aras, mengatakan, pertemuan itu sangat bermanfaat dari sisi keilmuan dan pehamahan tentang masalah umat Islam masa kini. Di sisi lain, peserta dapat berinteraksi dengan delegasi dari beberapa negara untuk memperat ukhuwah Islamiyah.
“Peserta dari berbagai negara untuk saling mengenal secara kuat dan diharapkan dapat bekerjasama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan umat, khususnya terkait Palestina,” ucap As’ad.