Tepi Barat kembali bergolak. Lima warga Palestina terluka, termasuk dua gadis penyandang disabilitas, akibat serangan brutal yang dilakukan para pemukim Israel di sejumlah wilayah. Di sisi lain, seorang pemuda Palestina gugur syahid ditembak tentara Israel, sementara tujuh lainnya—termasuk seorang anak—mengalami luka-luka dalam rangkaian penggerebekan yang digelar militer Israel di beberapa kota.

Aktivis anti-permukiman Sami Makhamrah melaporkan bahwa tiga warga Palestina diserang dan dianiaya oleh sekelompok pemukim bersenjata di dekat Desa Susiya, kawasan Masafer Yatta, selatan Hebron.

Para pemukim tidak hanya memukuli para penggembala, mereka juga mencoba mencuri hewan ternak mereka.

Meski pasukan Israel tiba di lokasi, alih-alih melindungi korban, mereka malah menangkap dua warga Palestina sebelum akhirnya membebaskan keduanya.

Di utara Hebron, para saksi mata menyebut dua saudari penyandang disabilitas—Dina dan Dunia Yousuf Jaradat—menjadi sasaran serangan pemukim di pintu masuk Kota Sa’ir. Keduanya disemprot zat cair misterius yang menyebabkan luka pada wajah dan mata. Mereka kini dirawat di pusat kesehatan setempat.

Kekerasan juga terjadi di padang gembalaan Bani Tekoa, timur Bethlehem, tempat para pemukim melarang penggembala Palestina mengakses wilayah mereka sendiri.

Kantor berita Wafa mencatat bahwa sejak pecahnya genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, para pemukim secara sistematis menduduki wilayah itu, membawa rumah-rumah portabel, dan mengusir warga pemilik sah tanah tersebut.

Di Jericho, serangan dilakukan oleh pemukim berkuda terhadap komunitas Badui Arab al-Malihah di barat laut kota. Mereka menggunakan semprotan merica untuk menyerang warga dan aktivis asing yang bersolidaritas.

Rekaman video memperlihatkan pemukim bertopeng membawa senjata berkeliaran di antara tenda-tenda.

Tak hanya itu, saluran air utama untuk ribuan warga Badui dan ternak mereka di Naba’ al-Auja pun dikeringkan. Air yang biasanya mengalir ke komunitas Palestina, kini dialihkan ke permukiman Israel untuk menekan warga agar hengkang dari tanah mereka.

Di Lembah Yordan Utara, pemukim menghancurkan panel surya dan pompa air di Khirbet al-Deir—sebuah tindakan penghancuran sistematis terhadap infrastruktur pertanian warga Palestina.

Serangan Mematikan dan Ancaman Penghancuran Rumah

Di tengah eskalasi ini, seorang pemuda Palestina bernama Alaa Khudair (29 tahun) gugur ditembak di dada oleh pasukan Israel saat penggerebekan di Kota Beita, selatan Nablus.

Seorang remaja berusia 16 tahun juga tertembak di punggung dan dilarikan ke rumah sakit.Bentrokan terjadi pula di Bani Na’im, timur Hebron. Enam warga mengalami sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan tentara pendudukan.

Di tengah situasi mencekam ini, militer Israel mengumumkan rencana penghancuran 106 bangunan milik warga Palestina di Kamp Tulkarm dan Kamp Nour Shams, utara Tepi Barat. Peta-peta yang diserahkan kepada otoritas Palestina menunjukkan bangunan-bangunan yang ditandai dengan warna merah sebagai sasaran.

Komandan militer Israel di Tepi Barat, Avi Blut, menandatangani perintah yang menyatakan penghancuran ini “penting demi kepentingan militer murni,” dan akan dimulai dalam waktu 24 jam sejak ditandatangani pada 1 Mei.

Gubernur Tulkarm Abdullah Kamil meminta intervensi mendesak dari komunitas internasional untuk menghentikan keputusan penghancuran tersebut.

Menurut Badan Pemerintah Palestina Anti-Tembok dan Permukiman, terdapat 860 serangan oleh pemukim terhadap warga Palestina dan properti mereka hanya dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Selaras dengan genosida yang terjadi di Gaza, militer Israel dan para pemukim telah meningkatkan agresi di Tepi Barat, menyebabkan lebih dari 959 warga Palestina gugur, hampir 7.000 terluka, dan lebih dari 16.400 ditahan.

Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel terus melancarkan pembantaian sistematis di Gaza yang telah menewaskan dan melukai lebih dari 170.000 warga Palestina—mayoritas anak-anak dan perempuan—serta meninggalkan lebih dari 11.000 orang dalam status hilang.

Sumber: Al Jazeera, Anadolu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here