Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Sistem kesehatan di Jalur Gaza runtuh karena pemboman intensif yang dilakukan penjajah Israel. Ribuan pasien yang menderita penyakit serius dan kronis harus menghadapi kesulitan ganda.

Salah satu pasien ginjal mengatakan, pemboman penjajah Israel yang terus-menerus di berbagai wilayah Gaza menghalanginya untuk pergi ke rumah sakit untuk menerima perawatan. Transportasi pun sangat sulit. Dia terpaksa berjalan kaki di jalan yang penuh bahaya dan kematian. “Entah Anda mati karena ginjal atau Anda mati karena pemboman.”

Di salah satu rumah sakit, seorang anak terbaring sangat lelah. Kelelahan terlihat jelas di wajahnya. Hal menyedihkan, anak ini kehilangan ibu, saudara perempuan, dan saudara laki-lakinya dalam pemboman Israel. Kini, dia hanya hidup bersama saudara laki-lakinya.

Seorang wanita yang merawat anak ini di rumah sakit menggambarkan bahwa situasinya sangat sulit. Itu karena kematian sang ibu memberikan tekanan psikologis. Dia menjalani cuci darah 3 sampai 4 kali seminggu.

Pasien menderita karena kehabisan bahan-bahan yang diperlukan untuk perawatan mereka. Bahkan sesi dialisis untuk pasien ginjal mulai berkurang durasinya, yang biasanya berlangsung dari 4 hingga 6 jam, namun saat ini berlangsung dari 2 hingga 3 jam.

Pasien juga menderita kekurangan air minum, sehingga memaksa mereka untuk minum air asin, yang menyebabkan komplikasi kesehatan.

Patut dicatat bahwa Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza sebelumnya mengumumkan “keruntuhan total” sistem kesehatan di semua rumah sakit di Jalur Gaza.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here