Pejuang Brigade Saraya al-Quds—sayap militer Jihad Islam Palestina—merilis video eksklusif yang memperlihatkan momen detik-detik peluncuran roket ke sejumlah kota dan permukiman Israel, termasuk Ashdod, Ashkelon, Sderot, dan wilayah Glilot Gaza.

Serangan tersebut merupakan respons langsung atas kejahatan brutal yang terus dilakukan penjajah Zionis terhadap rakyat Palestina, di tengah agresi tak berkesudahan ke Jalur Gaza yang telah memakan puluhan ribu korban jiwa.

Dalam tayangan video yang dirilis Rabu (14/5), tampak para pejuang mempersiapkan peluncur dan roket yang dihiasi dedikasi khusus: untuk rakyat Yaman yang pemberani dan sosok komandan Nur al-Baytawi dari Batalyon Jenin, yang gugur dalam pertempuran di Nablus pekan lalu.

Salah satu komandan lapangan Saraya terdengar menyampaikan salam hormat kepada rakyat Yaman yang memadati Lapangan Sab’een di Sanaa sebagai bentuk dukungan penuh bagi perjuangan Palestina dan penolakan terhadap genosida Israel serta dukungan AS terhadap Tel Aviv.

Tak hanya itu, penghormatan khusus juga diberikan kepada pemimpin Ansharullah, Abdul Malik al-Houthi, juru bicara militernya Yahya Sari’, dan seluruh insan merdeka di dunia yang berdiri bersama Palestina.

Adegan video ditutup dengan dramatis: langit malam diterangi deretan roket yang melesat diiringi takbir penuh semangat dari para pejuang.

Sehari sebelumnya, Saraya al-Quds telah mengumumkan operasi tersebut. Militer Israel mengklaim telah mencegat dua roket dan menyebut satu lainnya jatuh di lahan kosong, seraya mengklaim tidak ada korban—klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.

Sejak dimulainya invasi darat pada 27 Oktober 2023, faksi-faksi perlawanan di Gaza tak henti mendokumentasikan operasi mereka. Mereka tak hanya berhasil menyusup ke barisan belakang tentara Israel, tapi juga melumpuhkan ratusan kendaraan militer, menyergap pasukan dengan strategi matang, dan melanjutkan gempuran ke jantung wilayah pendudukan dengan roket jarak menengah dan jauh.

Rekaman demi rekaman menjadi bukti bahwa perlawanan bukan sekadar simbol—ia adalah kenyataan di medan perang.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here