Spirit of Aqsa, Gaza- Militer penjajah Israel (IDF) melaporkan, jumlah tentara mereka yang tewas dalam operasi serangan darat ke Gaza terus bertambah. Hingga Rabu malam (1/11), para pejabat Israel mengumumkan 16 tentara telah tewas dalam pertempuran di Gaza sejak dimulainya serangan darat pada Jumat (27/10).
“Tentara Givati lainnya tewas di Jalur Gaza kemarin,” kata pihak berwenang saat jumlah tentara Israel yang tewas mencapai 13 orang dikutip Jerusalem Post, semalam. Dewan Regional Ramat Hanegev dalam sebuah pernyataan mengatakan Staf Sersan Roi Sargosti, dari Ladang Ha’Roa tewas saat melawan pejuang Hamas.
Pengumuman itu merupakan yang kesekian kalinya dilansir pihak Israel, kemarin. Menurut IDF, pada Selasa pagi, sebuah rudal antitank diluncurkan ke kendaraan lapis baja IDF yang membawa tentara dari Brigade Givati di Jalur Gaza utara. Empat orang cedera tambahan dilaporkan dalam serangan itu.
Pada Selasa malam, diumumkan bahwa Sersan Staf Roei Wolf dan Staf-Sersan Lavi Lipshitz juga tewas di tengah bentrokan di Jalur Gaza utara. Secara total, lebih dari 320 tentara IDF telah terbunuh sejak Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober.
Rabu pagi dimulai dengan pengumuman sembilan prajurit penjajah yang tewas. Hari berjalan, diumumkan lagi tambahan pasukan Israel yang tewas.
Pada pengumuman tentara ke-12 yang tewas, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan belasungkawa. Ia menegaskan, tentara Israel akan mengalami kerugian-kerugian yang menyakitkan dalam upaya memerangi Hamas.
“Kami berada dalam perang yang sulit. Ini akan menjadi perang yang panjang. Kita punya pencapaian-pencapaian penting di dalamnya, namun juga ada kerugian yang menyakitkan,” kata perdana menteri dalam sebuah pernyataan. “Saya berjanji kepada Anda warga Israel: kami akan menyelesaikan pekerjaan ini. Kami akan melanjutkannya sampai kemenangan.”
Dalam postingannya di X, Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga menyebut pembunuhan 11 tentara dalam pertempuran darat di Gaza sebagai “pukulan yang keras dan menyakitkan”. Menteri Pertahanan mengatakan pasukan Israel harus membayar “harga yang mahal” selama operasi darat mereka meskipun telah mencapai prestasi yang “signifikan”.
Tak lama kemudian, ia kembali mengumumkan prajurit Israel ke-16 yang tewas di Gaza. “Perang harganya mahal. Ini semua anak-anak kita,” kata dia.
Media Israel Haaretz melaporkan, prajurit ke-16 yang tewas adalah anggota pasukan cadangan, Shalev Zion Sharabi, seorang pemuda berusia 22 tahun dari pemukiman Teneh Omarim di Tepi Barat. Ia tewas dalam pertempuran pada Rabu di dekat perbatasan dengan Gaza. Menurut pihak militer Israel, dia terbunuh oleh tembakan mortir di dekat Be’eri, sebuah kibbutz dekat perbatasan dengan Israel.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas dan sayap militernya Brigade al-Qassam sebelumnya terus menegaskan kesiapan mereka menghadapi serangan darat Israel yang mulai memasuki Gaza. Juru bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaidah menjanjikan Gaza akan jadi kuburan bagi tentara-tentara penjajah.
“Para pejuang telah berhasil menghancurkan setidaknya 22 kendaraan tentara Israel sejauh ini,” kata Abu Ubaidah dalam pernyataan resmi yang disampaikan semalam, seperti dilansir Aljazirah.
Pasukan Pertahanan Israel mulai mendorong lebih jauh ke Jalur Gaza utara pada Ahad malam hari dan Senin pagi. Mereka langsung terlibat dalam serangkaian pertempuran dengan pejuang Hamas. Militer Israel mengeklaim telah membunuh puluhan pejuang Hamas.
Rekaman video IDF menunjukkan tank dan buldoser lapis baja Israel menelusuri jejak tanah yang dipenuhi bom. Para tentara Israel memeriksa bangunan-bangunan yang sudah hancur untuk mengetahui apakah terdapat anggota Hamas atau orang-orang yang disandera Hamas. Saat ini Hamas diyakini menyandera lebih dari 200 orang, terdiri dari warga Israel dan warga asing. Mereka ditawan ketika Hamas melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menjelang tengah hari, para saksi Palestina mengatakan tank-tank Israel berada di pinggiran Kota Gaza dan telah memblokir jalan utama yang menghubungkan Gaza utara ke selatan. Menurut pihak militer, pasukan, termasuk tank dan infanteri, yang didukung oleh Angkatan Udara bertempur semalaman dengan anggota Hamas yang membarikade diri di rumah-rumah dan menyerang para tentara.
Hamas juga mengatakan pihaknya terlibat dalam “pertempuran sengit melawan pasukan penjajah yang menyerang” di Gaza utara. Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pasukan tambahan memasuki Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, seiring militer memperluas operasi daratnya.
Aljazirah melaporkan, pejuang Palestina dan pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit di selatan lingkungan Zeitoun, tenggara Kota Gaza. Seorang koresponden Aljazirah melaporkan serangan Israel ke utara dan barat laut Jalur Gaza serta selatan dan tenggara Kota Gaza sementara penembakan terus berlanjut di Gaza utara.
Aljazirah menambahkan bahwa serangan Israel juga dilakukan di daerah Abasan, sebelah timur Khan Younis di se latan Gaza.
Hani Mahmoud dari Aljazirah melaporkan dari Khan Younis, mengatakan Jalur Gaza mengalami pemadaman komunikasi hampir total tepat setelah tengah malam pada hari Rabu, insiden kedua sejak minggu lalu.
“Bagian tersulitnya adalah ketidakmampuan untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang terjadi dalam serangan darat Israel,” kata Mahmoud. “Menjadi semakin sulit untuk memahami situasi di bagian utara Jalur Gaza.
Panglima Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan, kelompok Hamas telah membangun terowongan bawah tanah sepanjang lebih dari 400 kilometer di wilayah Gaza utara. Dia memperingatkan, Israel bakal mengalami kekalahan memalukan dalam operasi daratnya ke Gaza.
“Di bagian utara Gaza, apa yang dilaporkan oleh para pejuang (Palestina) adalah mereka telah membangun terowongan sepanjang lebih dari 400 kilometer. Kendaraan dan sepeda motor dapat melewati beberapa di antaranya,” ungkap Bagheri, dilaporkan kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, Selasa (31/10/2023).
Dia menambahkan, terowongan tersebut memiliki pintu masuk di Jalur Gaza. “Sementara ujung lainnya berada di belakang pembatas dan pasukan (Israel),” ujarnya.
Bagheri mengklaim, pasukan Israel menunda invasi daratnya ke Gaza karena mereka sadar bahwa operasi semacam itu akan membuatnya kalah dan dipukul mundur. “Para pejuang Palestina siap menghadapi serangan darat Israel,” kata Bagheri menegaskan.