Spirit of Aqsa,  Palestina- Dinding besi yang memisahkan Israel dan Gaza masih menjadi perbincangan hangat sejak pejuang Gaza melancarkan operasi Taufan Al-Aqsa pada 7 Oktober. Peristiwa itu mengejutkan publik karena tembok tersebut memiliki teknologi canggih untuk mencegah pergerakan warga Jalur Gaza. 

Pada Desember 2021, Israel mengumumkan selesainya pembangunan penghalang besar yang membentang di sepanjang Jalur Gaza di atas dan di bawah tanah. Proyek tersebut yang menelan biaya 3,5 miliar shekel ($1,1 miliar) itu membutuhkan waktu pengerjaan lebih dari tiga setengah tahun, menurut Kementerian Pertahanan Israel.

Sekitar 1.200 pekerja berpartisipasi dalam proyek tersebut. Sekira 140.000 ton besi dan baja digunakan dan hingga 330.000 truk berisi pasir dan batu serta dua juta meter kubik beton dan besi dipindahkan. Menteri pertahanan saat itu, Benny Gantz, mengatakan, Israel memasang “dinding besi’ untuk memisahkan warga Jalur Gaza dengan warga Israel di wilayah Israel Selatan. 

“Penghalang ini, yang merupakan proyek teknologi kelas satu, menghilangkan kemampuan Hamas yang coba dikembangkan dan menempatkan tembok besi, sensor, dan beton antara Hamas dan penduduk Israel di selatan,” kata Gantz, dikutip Times of Israel, Senin (4/12).

Proyek ini diumumkan pada 2016. Israel bertujuan untuk menghadapi terowongan yang digunakan oleh Hamas dalam Perang Gaza pada 2014. Dinding itu memiliki panjang 65 kilometer yang membentang hingga ke laut untuk memastikan pejuang Gaza tidak menggali terowongan menembus ‘wilayah Israel’.

Kementerian Pertahanan mengatakan pada saat itu bahwa “pagar pintar” mencakup ratusan kamera, radar, dan sensor. Penghalang ini terdiri dari beberapa komponen: dinding beton bertulang bawah tanah yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi terowongan, pagar baja setinggi enam meter, jaringan radar dan sensor pengawasan lainnya, serta senjata yang dikendalikan dari jarak jauh.

The Washington Post mengatakan, ada menara pengawas dan bukit pasir didirikan untuk memantau ancaman dan memperlambat penyusup. Namun pada Sabtu (7/10), pejuang Hamas melintasi tembok setelah membuka celah dan menyeberang dengan berjalan kaki, sepeda motor, dan SUV.

Menurut tentara Israel, pagar tersebut dibobol di 29 titik. Sebuah video menunjukkan sebuah buldoser menerobos, sementara puluhan warga Palestina berkumpul di sekitarnya. Kemudian, pejuang Palestina memasuki kota-kota terdekat, seperti Sderot, lingkungan Biri, dan lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here