Spirit of Aqsa, Palestina – Ribuan warga Palestina turun menggelar unjuk rasa di kamp Jabalia di Jalur Gaza menentang rencana penjajah Israel mencaplok wilayah-wilayah di Tepi Barat, pada Jumat pekan lalu. Mereka juga menentang Deal of Century yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Para pengunjuk rasa terlihat memegang bendera Palestina beserta aseksoris seperti spanduk dengan tulisan menolak pencaplokan Tepi Barat.
Pejabat Hamas Mushir al-Masri, memperingatkan, rakyat Palestina dan Hamas “tidak akan berdiri di pinggir dan tidak melakukan apa-apa,” dan menyerukan “revolusi besar-besaran” di Tepi Barat untuk “menghadapi keputusan aneksasi.”
Pada Kesempatan lain, Ketua Gerakan Perlawanan Islam Hamas di luar negeri, Maher Salah, menegaskan, semua warga Palestina sepakat tentang perlunya menghadapi dan melawan rencana penjajah Israel yang akan menganeksasi dan mencaplok Tepi Barat.
“Sikap gerakan Hamas jelas, menolak aneksasi. Hamas telah memulai program perlawanan yang dimulai dari lapangan di Tepi Barat dan berlanjut ke wilayah-wilayah eksistensi Palestina,” kata Maher.
Dia menegaskan, rencana aneksasi adalah kejahatan tambahan yang menambah daftar kejahatan penjajah Israel terhadap Palestina. Rencana ini merupakan kelanjutan dari agresi penjajah Israel terhadap rakyat Palestina. Rencana ini tidak akan mulus dengan mudah.
Dia menyatakan, rakyat Palestina kami yang memberikan pengorbanan masih memiliki kemampuan untuk melawan. Dia menjelaskan bahwa penjajah Zionis memanfaatkan situasi saat ini untuk memuluskan proyek-proyeknya dan memanfaatkan kelemahan dan kesibukan wilayah tersebut.
“Sebagaimana kami telah menyingkirkan Israel dari Jalur Gaza, maka kami akan mengeluarkan mereka dari Tepi Barat. Kami pasti akan kembali ke negara kami. Ini adalah janji Allah. Harapan kami ada pada rakyat Palestina, bangsa Arab dan dunia Islam,” kata Maher menegaskan.