Data navigasi mengungkap aktivitas udara militer dan intelijen yang mencurigakan, bertepatan dengan perjalanan Armada As-sumud di perairan internasional setelah meninggalkan Pulau Kreta, Yunani, pada Sabtu malam lalu.
Berdasarkan hasil verifikasi Agensi Sanad Al Jazeera, data dari situs FlightRadar menunjukkan pergerakan pesawat Israel dan Turki yang tampak memantau jalur laut armada kemanusiaan tersebut.
Tercatat ada tiga pesawat yang terbang di atas kawasan itu:
Pesawat pertama, jenis ATR 72-600 milik Angkatan Laut Turki, lepas landas dari Bandara Dalaman sekitar pukul 06.45 pagi waktu Makkah. Pesawat ini terbang dengan pola tidak beraturan di sekitar kapal-kapal armada, tepat di barat daya Siprus.
Pesawat kedua, Gulfstream G250 milik perusahaan Israel IAI, berangkat dari Bandara Ben Gurion Tel Aviv pukul 07.35 pagi. Pesawat itu melintas di jalur armada di atas Laut Tengah, lalu kembali ke Israel dua jam kemudian.
Sementara pesawat ketiga, dengan identitas tidak jelas, lepas landas dari Bandara Tekirdag, Turki, pukul 04.28 pagi waktu Doha menggunakan kode panggilan VATOZ21. Ia terbang di ketinggian tinggi dan melakukan manuver melingkar yang tidak biasa di sekitar lokasi armada.
Di sisi lain, data dari situs MarineTraffic memperlihatkan bahwa kapal-kapal Armada As-sumud bergerak dalam formasi rapat di tenggara Pulau Kreta. Sinyal terakhir dari kapal diterima sekitar pukul 11 siang tadi.
Armada ini bukan sekadar barisan kapal, tetapi simbol tekad yang diuji. Pergerakan pesawat-pesawat itu menegaskan: setiap langkah menuju Gaza diawasi ketat, namun juga menyingkap betapa kuatnya dampak moral armada kemanusiaan ini, hingga mengguncang radar militer dunia.
Sumber: Al Jazeera