Spirit of Aqsa-– Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyerukan penyeretan jenazah warga Palestina dari dalam garis hijau untuk menjadi peringatan bagi siapa saja yang berpikir untuk melakukan serangan terhadap warga Yahudi.
Mengutip surat kabar Israel, Maariv, Smotrich menyampaikan pernyataan rasis tersebut dalam sesi pertemuan yang diadakan oleh kabinet politik dan keamanan pada Ahad (8/6/2024) waktu setempat, yang membahas isu penyerahan jenazah warga Palestina 48 yang dituduh melakukan serangan terhadap Israel.
Sesi itu digelar atas permintaan keluarga Walid Abu Daka kepada Mahkamah Agung untuk membebaskan jenazahnya yang ditahan oleh Israel. Abu Daka (62 tahun) meninggal pada April lalu di penjara Israel setelah berjuang melawan kanker, sementara ia menjalani hukuman penjara 38 tahun atas tuduhan terlibat dengan kelompok bersenjata yang menculik dan membunuh seorang tentara Israel pada 1984.
Dalam sesi tersebut, Smotrich menyatakan, “Kita harus menempatkan jenazah di kereta dan menyeretnya ke tengah kota, seperti yang dilakukan dalam Taurat agar menjadi peringatan bagi yang lain.”
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, mengatakan, persetujuan untuk mengembalikan jenazah milik otoritas Menteri Pertahanan. Ia menambahkan, isu jenazah yang disebut “teroris Israel” – merujuk pada warga Palestina 48 – diajukan dan ia memutuskan untuk menahan jenazah Walid Abu Daka dan membebaskan lima jenazah lainnya.
Galant juga menyatakan, Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, mengabaikan keputusannya dan memerintahkan polisi untuk tidak mematuhi keputusan tersebut. Ben-Gvir, ketua partai sayap kanan Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), merespons Galant dengan menyatakan, “Ini negara demokratis.”
Ben-Gvir percaya pembebasan jenazah yang disebut “teroris Israel” melanggar hukum dan merugikan kemampuan Israel untuk menukarnya dengan tahanan atau jenazah Israel yang ditahan, merujuk pada tahanan Israel yang ditahan oleh perlawanan Palestina di Gaza.
“Saya tidak mengerti alasan di balik tergesa-gesa membebaskan jenazah ini, kita harus tetap menahannya,” ujar Ben-Gvir.
Menteri Kehakiman Israel, Yariv Levin (dari Partai Likud yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu), mengaku tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada hak untuk membebaskan jenazah. “Di mana hal ini ditentukan? Dilarang membebaskan jenazah Arab Israel.”
Menteri Transportasi, Miri Regev, bertanya, “Bagaimana mungkin kita memiliki tahanan di Gaza dan kita membebaskan mereka? Kita harus menunggu kesepakatan pertukaran tahanan.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ikut campur dengan mengatakan, “Tidak ada jalan lain, tidak perlu membebaskan jenazah teroris Israel sekarang.”
Galant merespons dengan marah kepada para menteri, “Jadi saya menyerahkan wewenang saya dalam mengambil keputusan, putuskan apa yang kalian inginkan.”
Netanyahu menyimpulkan bahwa, “Ditetapkan bahwa jenazah warga Arab Israel tidak akan dibebaskan sampai ada keputusan berbeda,” menurut sumber tersebut.
Sesi kabinet tentang penyerahan jenazah warga Palestina di dalam garis hijau berlangsung bersamaan dengan upaya mediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas serta gencatan senjata di Gaza.