Spirit of Aqsa, Palestina- Kepala Komite Perlawanan Tembok dan Permukiman, Menteri Moayed Shaaban, mengatakan, penjajah zionis Israel telah menghancurkan tiga sekolah sejak awal 2023. Tindakan zionis Israel tersebut dinilai melanggar hak asasi manusia paling dasar. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
“Para siswa sekolah-sekolah tersebut masih menjalani kenyataan yang sulit dan nasib yang tidak jelas masa depan proses pendidikan yang akan segera dimulai setelah berakhirnya liburan musim panas,” kata Moayed, dikutip Palinfo, Kamis (24/8).
Dia menegaskan, Komite Perlawanan sudah menindaklanjuti secara legal berkas sekolah-sekolah tersebut untuk membangun kembali. Terutama Sekolah Jib al-Dib di Bethlehem dan Sekolah Dasar Isfi di Masafer Yatta, selatan Hebron.
Dia menjelaskan, penjajah zionis Israel tidak berhenti sebatas menyerang hak-hak dasar rakyat Palestina. Mereka juga menyerang sikap organisasi internasional dan negara-negara di dunia yang menentang, mengutuk dan mengkriminalisasi perilaku mereka.
“Penjajah zionis Israel sengaja melakukan penghancuran, terutama sekolah, segera setelah setiap kunjungan solidaritas oleh duta besar dan konsul negara-negara di dunia ke wilayah-wilayah tersebut, seraya mengabaikan semua pertimbangan kemanusiaan, politik dan moral yang mengatur dunia,” ujar Moayed.
Dia menyinggung nasib lebih dari 1.000 siswa di lebih dari 53 sekolah Palestina yang terancam dibongkar setiap saat. Sekolah-sekolah tersebut sangat mungkin dihancurkan oleh pasukan penjajah Zionis Israel yang mengadopsi kebijakan perencanaan diskriminatif berdasarkan pertimbangan rasial, pemberian izin bangunan tanpa batas kepada para imigran ilegal Yahudi.
Penjajah Israel juga mencegah izin warga Palestina agar bisa melanjutkan kehidupan normal. Dia menyerukan masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam melindungi masa depan anak-anak Palestina.