Spirit of Aqsa, Filipina- Muslim Filipina mengorganisir aksi bela Palestina selama beberapa hari terakhir di Taman Rizal di pusat ibu kota Manila. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap orang-orang yang terkepung di Jalur Gaza, dan mengecam agresi Israel terhadap Jalur Gaza.
Ribuan minoritas Muslim juga mengorganisir protes lain di Kota Cotabato, ibu kota Daerah Otonomi Bengasmoro Muslim Mindanao di selatan negara itu. Mereka menggelar aksi untuk mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan dan hak mereka untuk melawan. Hal ini didahului dengan kegiatan solidaritas siswa oleh sekolah-sekolah di kota Marawi yang mayoritas penduduknya Muslim.
Umat Islam di Filipina Selatan sadar akan penderitaan rakyat Palestina, karena mereka memiliki garis darah. Mereka punya utang sejarah saat keturunan Palestina berjuang menghadapi kolonialisme Spanyol dan Amerika di Filipina. Generasi keturunan Palestina itu berjuang selama beberapa dekade terakhir hingga memperoleh otonomi di sejumlah wilayah mayoritas Muslim.
Meskipun posisi mayoritas Muslim dalam mendukung rakyat Palestina berlaku di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia, posisi solidaritas di Filipina muncul dalam konteks yang berbeda, ketika para politisi Filipina menyatakan dukungan mereka terhadap Israel dan memperluas hubungan mereka dengan Israel selama beberapa dekade terakhir.
Sejak awal perang di Gaza, Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengumumkan posisi negaranya dalam mendukung Israel melawan Hamas. Dia menegaskan hal itu saat bertemu dengan dubes Israel, Ilan Flas, di Istana Presiden di Manila beberapa hari lalu.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengunjungi Filipina pada bulan Juni lalu, dan bertemu dengan Presiden Marcos dalam kunjungan pertama menteri luar negeri Israel ke Manila dalam 56 tahun pada bulan Maret 1967 untuk memperkuat hubungan ekonomi, keamanan, dan hubungan diplomatik.
Dalam sebuah laporan, Dewan Urusan Australia-Israel-Yahudi menggambarkan kunjungan menteri Israel baru-baru ini bersama delegasi diplomatik perdagangan ke Manila dan Seoul sebagai hal yang penting dan bersejarah.