Raja Yordania Abdullah II memperingatkan, serangan Israel terhadap Iran bukan hanya memicu ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah, tetapi juga mengancam stabilitas global. Peringatan ini disampaikannya dalam pidato di hadapan Parlemen Eropa di Strasbourg pada Selasa (17/6), di tengah memanasnya konfrontasi militer antara Tel Aviv dan Teheran yang kini memasuki hari keenam.

“Dengan diperluasnya serangan ofensif Israel hingga mencakup Iran, tak ada yang bisa menjamin di mana batas medan pertempuran ini akan berakhir,” tegas Raja Abdullah. “Dan itu, teman-teman, adalah ancaman bagi semua umat manusia di mana pun berada.”

Israel mengklaim bahwa kampanye udaranya ditujukan untuk menggagalkan ambisi Iran dalam mengembangkan senjata nuklir—sesuatu yang secara tegas dibantah oleh Teheran.

Namun menurut Raja Abdullah, eskalasi militer ini hanya akan memperlebar jurang konflik dan menggagalkan segala upaya diplomasi, termasuk perundingan nuklir yang telah lama mandek. Ia mengingatkan bahwa situasi ini bukan sekadar perseteruan dua negara, tapi bisa memicu krisis skala regional—bahkan global.

Gaza: Luka Dunia yang Terbuka

Dalam pidatonya, Raja Abdullah juga mengangkat tragedi kemanusiaan di Gaza yang ia sebut sebagai “aib bagi kemanusiaan.” Ia menyerukan kepada komunitas internasional agar tak berhenti menuntut penyelesaian adil bagi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lebih dari delapan dekade.

“Apa jenis kemanusiaan yang kita jalani, jika kelaparan dijadikan senjata melawan anak-anak? Jika membunuh tenaga medis, jurnalis, dan warga sipil di kamp pengungsian menjadi hal yang dianggap biasa?” ujarnya dengan nada geram.

Ia menegaskan bahwa konflik ini harus segera diakhiri, dan satu-satunya solusi yang mungkin adalah jalan damai yang berlandaskan hukum internasional dan pengakuan timbal balik.

Gaza yang Rata dengan Tanah

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel menggempur Gaza secara masif hingga sebagian besar wilayahnya luluh lantak. Lebih dari 55.000 jiwa telah syahid di Jalur Gaza—mayoritas dari mereka adalah warga sipil.

Tragedi ini tidak hanya mencabik-cabik Palestina, tetapi juga mencabik nurani dunia. Raja Abdullah menutup pidatonya dengan mengajak dunia untuk tak lagi membiarkan kebiadaban menjadi kebiasaan, dan menjadikan keadilan sebagai arah baru bagi perdamaian di Timur Tengah dan dunia.

Sumber: Al Jazeera, European Parliament, Kantor Kerajaan Yordania,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here