Spirit of Aqsa, Palestina – Puluhan warga Palestina di penjara Israel melakukan mogok makan. Aksi tersebut merupakan bentuk dukungan kepada tujuh tahanan Palestina yang mogok makan karena menolak penananan mereka secara administratif (tanpa tuduhan dan proses hukum, serta bisa diperpanjang kapan saja dan berapa lama).

Mereka menganggap penjajah Israel bertanggung jawab penuh atas hidup dua tawanan Palestina Kayed al-Fosfus dan Miqdad al-Qawasmi, serta tawanan lainnya yang mogok makan.

 “Kami tidak bisa tinggal diam di tengah penderitaan para tawanan yang mogok makan karena menolak penahanan administratif. Kami tidak akan membiarkan mereka sendirian. Sudah saatnya semua orang bergerak cepat dan mendesak untuk mengakhiri kejahatan penahanan administratif yang telah diderita rakyat Palestina selama beberapa dekade,” kata para tahanan tersebut dalam rilis kepada media, dikutip Senin (24/10).

Komite Pimpinan Tingggi Tawanan Hamas meminta lembaga-lembaga hukum dan organisasi hak asasi manusia internasional untuk menunaikan tanggung jawab mereka dan mengambil tindakan untuk mengakhiri kejahatan penjajah Israel terhadap para tawanan.

Sebanyak tujuh tawanan melanjutkan aksi mogok makan terbuka mereka di penjara penjajah Israel. Mereka menolak penahanannya secara administratif, yang paling lama adalah Kayed Phosphos, yang telah mogok selama 102 hari.

Klub Tawanan Palestina mengatakan, kemungkinan jatuhnya korban meninggal di antara para tawanan yang mogok makan meningkat, jika penjajah Israel terus bersikeras dan menolak untuk membebaskan mereka dan mengakhiri penahanan mereka secara administratif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here