Spirit of Aqsa– Presiden Kolombia Gustavo Petro telah mengecam keras kebungkaman media internasional atas “holocaust baru” di Gaza oleh Zionis Israel. Dia menolak komentarnya itu sebagai sikap anti-Semit.
Menurut Petro media internasional sudah bungkam atas perang brutal Israel yang hampir satu tahun di Gaza. Dia menekankan bahwa genosida sedang terjadi di wilayah Palestina yang diduduki.
“Siapa pun yang membela genosida ini atau tetap diam dalam menghadapinya telah menghancurkan kondisi kemanusiaan mereka sendiri,” tulis Petro di X.
“Tampaknya (menteri propaganda Nazi Joseph Goebbels) adalah orang yang mengarahkan komunikasi dunia sehingga puluhan ribu jurnalis dibungkam dalam menghadapi rekan-rekan mereka yang terbunuh dan 20.000 bayi yang dicabik-cabik oleh bom,” tegasnya.
Dalam kerangka ini, Petro juga mengutuk penyerbuan tentara Israel pada Minggu dini hari terhadap kantor Al Jazeera di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, di mana para tentara Zionis memberikan perintah untuk menutup biro media tersebut selama 45 hari.
Pernyataan keras Presiden Kolombia dikritik Deborah Lipstadt, Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Memantau dan Memerangi Anti-Semitisme, di mana diplomat itu mempertanyakan kecaman Petro terhadap perang Israel di Jalur Gaza.
“Retorika Presiden Gustavo Petro yang terus berlanjut menormalkan anti-Semitisme. Kita tidak dapat menerimanya. Kita tidak dapat menoleransinya. Kita harus mengutuk narasi yang berbahaya ini,” tulis Lipstadt dalam sebuah pesan yang dipublikasikan oleh akun media sosial Kedutaan Besar AS di Bogota.
Presiden Petro dengan cepat merespons kritik Lipstadt dengan menunjukkan bahwa “holocaust baru” memang sedang terjadi di Gaza.
“Ibu Duta Besar, orang Palestina adalah orang Semit. Membunuh anak-anak dengan menjatuhkan bom di Gaza dan tidak menentangnya adalah tindakan anti-Semit,” tegas Petro.
“Hal yang paling anti-Semit saat ini adalah mengulang holocaust Hitler terhadap kemanusiaan dan khususnya terhadap orang-orang Palestina,” katanya lagi, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (24/9/2024).
Dia membantah keras tuduhan diplomat AS tentang anti-Semitisme.
“Saya bukan anti-Semit. Jangan bingung dan hormati. Saya bukan anti-Yahudi. Saya percaya pada kebebasan beragama, dan jika saya lahir di era itu, saya akan menyerahkan hidup saya dalam perlawanan bersenjata melawan Nazi,” katanya.
Presiden Petro telah menandatangani dekrit pada 18 Agustus untuk melarang ekspor batu bara ke Israel.
Dia mengatakan setelah menandatangani dekrit bahwa larangan tersebut dilakukan untuk memberikan tekanan pada pemerintah Israel agar mengakhiri perangnya di Jalur Gaza yang terkepung.
Dekrit tersebut tertanggal 14 Agustus dan akan mulai berlaku sepekan kemudian.