Spirit of Aqsa, Palestina- Penulis dan pakar politik, Sari Arabi, menilai tawaran yang diajukan Hamas ke mediator merupakan langkah penting. Atas dasar itu dia menyebut gencatan senjata di Jalur Gaza adalah sesuatu yang tak terhindarkan.

Dalam kerangka negosiasi pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza, Hamas menyampaikan tawaran yang mencakup gencatan senjata dalam tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari, di mana pasukan Israel akan mundur pada akhir tahap pertama dari Jalan Rasyid dan Salahuddin, untuk memfasilitasi kembalinya pengungsi dan kelancaran bantuan.

Penulis dan peneliti politik, Sari Arabi, mengatakan, Hamas telah menyampaikan tawaran yang rinci terutama dalam hal detail tahap pertama, termasuk pergerakan pasukan Israel dan lokasi yang harus dijauhi, serta besarnya bantuan yang harus diberikan kepada warga Palestina, dan pengaturan yang berkaitan dengan pembebasan tawanan.

“Tahap pertama tidak berkaitan dengan pembebasan semua tawanan, karena tawanan inti Hamas ditunda untuk tahap kedua,” kata Arabi, dikutip Aljazeera Arabic, Sabtu (6/3/2024).

Dia menyatakan, Hamas telah menuntut secara penuh kebutuhan kemanusiaan. Tuntutan itu untuk pembicaraan gencatan senjata atau penyelesaian kesepakatan gencatan senjata ditunda untuk tahap kedua dan menjadi landasan untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan. Tahap ketiga terkait dengan pertukaran jenazah dan memulai proses rekonstruksi.

Dia menekankan, isu pokok bagi Hamas adalah gencatan senjata permanen dan penghapusan blokade terhadap Gaza dan memulai rekonstruksi, sehingga mereka tidak menginginkan gencatan senjata sementara atau gencatan senjata yang bersyarat seperti yang diinginkan oleh Israel dan Amerika Serikat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here