Spirit of Aqsa, Ramallah – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengecam penerbangan komersial pertama dari Israel ke Uni Emirat Arab (UEA), Senin (31/8). Perjalanan tersebut dinilai sangat menyakitkan bagi warga Palestina.
“Sangat menyakitkan bagi kami hari ini ketika sebuah pesawat Israel mendarat di Emirates, dengan nama penerbangan ‘Kiryat Gat’,” kata Shtayyeh, seperti dilansir kantor berita Palestina WAFA, Selasa (1/9).
Shtayyeh merujuk pada nama pemukiman yang dibangun di atas tanah Palestina yang diduduki di kota Fallujah. Wilayah itu merupakan tempat mantan Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser bersama pasukan militernya terkepung Israel.
Penerbangan tersebut, menurut Shtayyeh, merupakan bentuk pelanggaran yang jelas dan terang-terangan atas posisi Arab terhadap konflik Arab-Israel.
“Pada kesempatan ini, kami salut dengan posisi beberapa negara Arab yang menentang normalisasi dengan Israel, yang membuat tur [Mike] Pompeo gagal mencapai tujuan yang diinginkan meskipun ada tekanan yang diberikan pada beberapa negara Arab,” katanya.
“Kami berharap melihat pesawat Emirat mendarat di Yerusalem yang dibebaskan, tetapi kami hidup di era Arab yang sulit,” kata Shtayyeh.
Hamas yang merupakan penguasa secara de facto di Jalur Gaza juga mengutuk UEA. Penerbangan menjadi tusukan bagi rakyat Palestina, perpanjangan pendudukan, dan pengkhianatan terhadap perlawanan. Pesawat itu membawa delegasi dari Israel dan Amerika Serikat, termasuk penasihat Gedung Putih dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner.