Jakarta kembali bersaksi atas gelombang solidaritas rakyat untuk Palestina. Ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat memenuhi kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, dalam Aksi Bela Palestina yang digelar oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) pada Ahas pagi (18/5/2025).

Sejak matahari belum tinggi, massa telah berdatangan. Mereka mengenakan atribut khas Palestina: keffiyeh di leher, bendera di tangan, dan poster-poster yang menyerukan kebebasan. Tak sedikit pula warga yang awalnya berolahraga di kawasan Car Free Day akhirnya ikut larut dalam aksi damai tersebut.

Aksi dimulai dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, disusul pembacaan ayat suci Alquran, penampilan puisi, dan orasi dari tokoh-tokoh lintas organisasi. Semua bersuara satu: Palestina harus merdeka, penjajahan harus diakhiri.

Momentum ini bertepatan dengan peringatan 77 tahun Hari Nakba—hari kelam saat Zionis Israel menghancurkan masyarakat dan tanah air Palestina pada 1948. Hingga kini, rakyat Gaza masih dicekik penjajahan, diblokade, dan dibombardir, dengan dunia yang terlalu lama diam.

“Peace is the way,” tertulis di salah satu poster yang dibentangkan peserta. Namun suara damai ini mengandung jerit, ajakan, dan tekad: dunia tak boleh terus menutup mata atas genosida yang terjadi.

Dari atas panggung, seruan moral dilontarkan oleh tokoh-tokoh nasional. Di antaranya Din Syamsuddin, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, dan Sabriati Aziz dari PP Muslimat Hidayatullah. Para seniman pun turut menyuarakan kemerdekaan Palestina lewat puisi dan orasi.

Untuk menjaga keamanan aksi, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menyebutkan bahwa 914 personel gabungan dikerahkan. Mereka berasal dari unsur kepolisian, TNI, Pemprov DKI, hingga instansi terkait.

“Personel kami tempatkan di sejumlah titik. Rekayasa lalu lintas diterapkan secara situasional, menyesuaikan dinamika di lapangan,” jelasnya.

Susatyo juga menekankan agar semua pihak menjaga suasana tetap damai. “Tindakan persuasif, tidak memprovokasi atau terprovokasi. Kami harap para orator menyampaikan aspirasi dengan santun, damai, dan tidak merusak fasilitas umum,” ujarnya.

Meski panas dan penuh sesak, semangat massa tak luntur. Seruan untuk kemerdekaan Palestina terus menggema di jantung ibu kota—menjadi pengingat bahwa di tengah hiruk-pikuk dunia, masih ada hati-hati yang tak lelah berdiri di sisi yang benar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here